Pelipatan surat suara di Kabupaten Lebak, Banten, ternyata menyerap tenaga kerja sehingga menyumbangkan pendapatan ekonomi masyarakat di daerah itu.

"Kita menargetkan penyerapan tenaga kerja itu sebanyak 100 orang,namun baru terealisasi 40 orang. Kekurangan tenaga kerja itu hingga kini masih membuka lowongan," kata Penyedia Tenaga Kerja Ahmad Yani di Lebak, Selasa.

Mereka para pekerja itu tengah melakukan pelipatan surat suara DPR RI sebanyak 600.000 lembar dan dipusatkan di Gedung Padepokan Pasir Ona Rangkasbitung. Kebanyakan para pekerja warga Rangkasbitung dan sekitarnya, juga  mereka berusia produktif.

Para pekerja pelipatan surat suara itu dengan sistem pembayaran upah sebesar Rp50 per lipatan.
 
Pekerjaan pelipatan surat suara itu dipastikan berlangsung sampai sebulan, karena setelah rampung surat suara DPR RI maka dilanjutkan surat suara calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

"Kami yakin penyerapan lapangan pekerjaan itu akan mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat juga mengurangi pengangguran," katanya menjelaskan.

Menurut dia, saat ini, pelipatan surat suara DPR RI sudah berlangsung tiga hari terakhir, namun belum tercapai target akibat kekurangan tenaga kerja tersebut. Pihaknya membutuhkan sebanyak 100 tenaga kerja, tetapi baru terealisasi 40 orang.

"Kami berharap Rabu (13/3) besok kekurangan tenaga kerja sebanyak 60 orang bisa terpenuhi," katanya.

Sementara itu, sejumlah pekerja mengaku bahwa mereka menyambut positif adanya pelipatan surat suara untuk kebutuhan logistik Pemilu 2019.

Pekerjaan itu, kata mereka, cukup membantu pendapatan ekonomi keluarga. Bahkan, para pekerja itu sehari bisa mendapatkan pendapatan Rp150 ribu bersih.

"Kami merasa senang bisa bekerja pelipatan surat suara karena mendapat ekonomi, terlebih isteri tengah hamil," kata Ujang, warga Rangkasbitung.

 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019