Tokoh adat akan membahas Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan didukung Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) melayani masyarakat Suku Badui pedalaman Kabupaten Lebak, Banten.

"Program MBG itu harus dimusyawarahkan dengan tokoh adat," kata Sekretaris Desa Kanekes, Kabupaten Lebak Medi saat dihubungi di Rangkasbitung di Lebak, Senin.

Pemerintah berencana program MBG akan melayani masyarakat Badui untuk pemenuhan gizi dan peningkatan kedaulatan pangan.

Namun, masyarakat Badui belum memastikan program tersebut, karena harus ada kesepakatan tokoh adat. Masyarakat Badui tentu akan menerima program MBG sepanjang itu tidak bertentangan dengan lembaga adat.

Sebab, masyarakat Badui hingga kini masih kuat memegang aturan adat istiadat setempat. Artinya, kata dia, masyarakat Badui akan menerima program tersebut sepanjang tidak bertentangan dengan adat.

"Saya kira keputusan program MBG itu diterima atau ditolak tergantung hasil kesepakatan tokoh adat," katanya.

Baca juga: Relawan harapkan Program MBG juga sasar anak-anak Badui

Ia mengatakan masyarakat Badui juga menerima program bantuan pangan berupa beras yang digulirkan pemerintah setelah mendapatkan kesepakatan para tokoh adat.

Sebaliknya, juga ada program yang ditolak tokoh adat, seperti program dana desa. Oleh karena itu, pemerintah berencana menggulirkan program MBG untuk masyarakat Badui tentu harus melibatkan kesepakatan tokoh adat.

"Kita sebagai aparatur desa tentu siap saja untuk melayani masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Koordinator Badan Gizi Nasional (BGN) Kabupaten Lebak Asep Royani mengusulkan masyarakat Suku Badui mendapatkan program MBG untuk wilayah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T).

Program MBG sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan dan pemenuhan gizi di wilayah masyarakat Badui.

Baca juga: Masyarakat Suku Badui diusulkan dapat program MBG kategori 3T

Karena itu, pihaknya kini masih mengkaji untuk teknis dan mekanisme pendistribusian di wilayah pemukiman masyarakat Badui.

"Kami sedang mengkaji usulan program MBG wilayah 3T untuk masyarakat Suku Badui," kata Asep.

Ketua Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arief Kirdiat menyambut positif program MBG dapat melayani masyarakat Badui untuk pemenuhan gizi, sehingga berdampak peningkatan derajat kesehatan.

Selama ini, kasus kekurangan gizi di pemukiman Badui banyak menyebabkan berbagai penyakit, termasuk Tuberkulosis (TBC) dan stunting.

"Kami memperkirakan sekitar 4.000 anak Badui yang perlu mendapatkan MBG," katanya.

Baca juga: Kemenimipas salurkan 1.000 paket sembako untuk warga Suku Badui

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2025