Lebak (Antaranews Banten) - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pemerintah Provinsi Banten dan juga Kabupaten Lebak mengembangkan peternakan di kawasan pilot project pengembangan jagung berbasis korporasi pertanian di Desa Bulakan Kecamatan Gunung Kencana Kabupaten Lebak.
"Perlu dikembangkan peternakan sapi di kawasan pengembangan jagung di Lebak ini karena lokasinya cocok, atau bisa juga kambing, domba atau kerbau. Sehingga terjadi keseimbangan petani dan peternak di daerah ini," kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita usai menggelar panen raya jagung di Lebak, Senin.
Ia mengatakan, pengembangan peternakan di kawasan tersebut harus disesuaikan dengan potensi peternakan dan kecocokan lokasi serta kebiasaan masyarakat di sekitar lokasi tersebut. Dengan demikian, para peternak dan petani jagung bisa saling bersinergi dan terjadi keseimbangan serta saling memanfaatkan dari pengembangan jagung dan juga peternakan.
"Petani jagung bisa memanfaatkan pupuk organik untuk tanaman dan peternak bisa memanfaatkan tanaman jagung pasca penen untuk pakan ternak hewan," kata dia.
Menurutnya, Kementerian Pertanian siap memberikan dukungan kepada Pemkab Lebak sesuai dengan usulan yang disampaikan Pemkab Lebak dan Provinsi Banten melalui Dinas Pertanian.
''Kita siap suport sesuai nanti apa yang diusulkan dari sini," kata I Ketut Diarmita.
Sementara terkait pengembangan jagung, pihaknya menjamin agar bagaimana harga jagung tidak dibawah HPP (Harga pembelian pemerintah), karena dengan adanya HPP jagung untuk menjaga kesimbangan antara petani jagung dan juga peternak.
"HPP ini untuk menjaga keseimbangan agar petani tidak rugi karena harga jagung murah, peternak juga tidak rugi dengan tidak mahalnya jagung karena nanti kalau jagung mahal, harga pakan ternak juga akan mahal. makanya perlu ada HPP," kata dia.
Menurutnya, harga jagung di petani saat ini minimal Rp3150 sesuai dengan Permendagi, agar petani peternak dan juga konsumen di pasar mendapatkan harga yang wajar.
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menyambut baik dorongan dari Kementan agar dilakukan pengembangan peternakan di kawasan jagung. Pihaknya akan segera mengusulkan bantuan kepada Kementerian Pertanian melaliu Dinas Pertanian Provinsi Banten untuk membantu para peternak yang ada di kawasan tersebut.
"Kita akan segera usulkan ke pusat untuk bantuan bibitnya. Di sini cocoknya kerbau, kambing dan domba disesusuaikan dengan kondisi masyarakat di sini," kata Iti Octavia Jayabaya.
Panen raya jagung hibrida di lokasi pilot project pengembangan jagung berbasis korporasi petani di Desa Bulakan Kecamatan Gunung Kencana Kabupaten Lebak seluas 1.025 hektare. Panen raya jagung tersebut secara simbolis dilakukan oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid, Danrem 064 Maulana Yusuf Serang Kol Inf Windiyatno serta Dinas Pertanian Kabupaten Lebak.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Perlu dikembangkan peternakan sapi di kawasan pengembangan jagung di Lebak ini karena lokasinya cocok, atau bisa juga kambing, domba atau kerbau. Sehingga terjadi keseimbangan petani dan peternak di daerah ini," kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita usai menggelar panen raya jagung di Lebak, Senin.
Ia mengatakan, pengembangan peternakan di kawasan tersebut harus disesuaikan dengan potensi peternakan dan kecocokan lokasi serta kebiasaan masyarakat di sekitar lokasi tersebut. Dengan demikian, para peternak dan petani jagung bisa saling bersinergi dan terjadi keseimbangan serta saling memanfaatkan dari pengembangan jagung dan juga peternakan.
"Petani jagung bisa memanfaatkan pupuk organik untuk tanaman dan peternak bisa memanfaatkan tanaman jagung pasca penen untuk pakan ternak hewan," kata dia.
Menurutnya, Kementerian Pertanian siap memberikan dukungan kepada Pemkab Lebak sesuai dengan usulan yang disampaikan Pemkab Lebak dan Provinsi Banten melalui Dinas Pertanian.
''Kita siap suport sesuai nanti apa yang diusulkan dari sini," kata I Ketut Diarmita.
Sementara terkait pengembangan jagung, pihaknya menjamin agar bagaimana harga jagung tidak dibawah HPP (Harga pembelian pemerintah), karena dengan adanya HPP jagung untuk menjaga kesimbangan antara petani jagung dan juga peternak.
"HPP ini untuk menjaga keseimbangan agar petani tidak rugi karena harga jagung murah, peternak juga tidak rugi dengan tidak mahalnya jagung karena nanti kalau jagung mahal, harga pakan ternak juga akan mahal. makanya perlu ada HPP," kata dia.
Menurutnya, harga jagung di petani saat ini minimal Rp3150 sesuai dengan Permendagi, agar petani peternak dan juga konsumen di pasar mendapatkan harga yang wajar.
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menyambut baik dorongan dari Kementan agar dilakukan pengembangan peternakan di kawasan jagung. Pihaknya akan segera mengusulkan bantuan kepada Kementerian Pertanian melaliu Dinas Pertanian Provinsi Banten untuk membantu para peternak yang ada di kawasan tersebut.
"Kita akan segera usulkan ke pusat untuk bantuan bibitnya. Di sini cocoknya kerbau, kambing dan domba disesusuaikan dengan kondisi masyarakat di sini," kata Iti Octavia Jayabaya.
Panen raya jagung hibrida di lokasi pilot project pengembangan jagung berbasis korporasi petani di Desa Bulakan Kecamatan Gunung Kencana Kabupaten Lebak seluas 1.025 hektare. Panen raya jagung tersebut secara simbolis dilakukan oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid, Danrem 064 Maulana Yusuf Serang Kol Inf Windiyatno serta Dinas Pertanian Kabupaten Lebak.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019