Lebak (AntaraNews Banten) - Petani Kabupaten Lebak, Banten, memasuki panen raya pengembangan budi daya jagung seluas 1.000 hektare berbasis korporasi di Kecamatan Gunungkencana.
"Produksi jagung itu nantinya dipasok untuk memenuhi kebutuhan pabrik perusahaan pakan di Banten," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Minggu.
Panen raya jagung tersebut rencananya petani mengundang Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Amran Sulaeman.
Saat ini, tanaman jagung yang dipanen tersebar di empat desa antara laun Desa Bulakan, Gunung Kendeng, Keramat Jaya dan Tanjungsari.
Keempat desa itu sebagai "pilot project" pengembangan tanaman jagung berbasis korporasi.
Pengembangan tanaman jagung itu melibatkan dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Tani Gerlap Desa Gunung Kendeng, Kecamatan Gunungkencana.
Mereka petani mengembangkan jagung berbasis korporasi mendapat bantuan alat mesin pertanian, pupuk dan benih dari Kementerian Pertanian Dinas Pertanian Provinsi Banten.
Selain itu juga bantuan demplot dari BPPT, Dewan Jagung Nasional(DJN), Bank, Pengusaha, dan TNI.
"Kami menargetkan ke depan pabrik perusahaan ternak di Banten bisa terpenuhi jagung dari Lebak dan tidak mendatangkan dari luar Banten," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pemerintah daerah juga menyediakan alat 'dryer' agar bisa memberikan jaminan kualitas jagung kering disaat musim hujan.
Saat ini, kebutuhan jagung untuk pabrik pakan di Banten 1.662.508 ton atau 21,64 persen dari total penyerapan jagung nasional 138.542 ton per bulan atau 4.555 ton per hari.
Karena itu, pihaknya optimistis petani Lebak mampu menyumbangkan produksi jagung, katanya.
Sementara itu, Ketua Koptan Giri Mukti Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak H Wawan mengatakan bahwa petani di sini ingin dihadiri Presiden Jokowi saat panen raya sekitar pertengahan Februari 2019.
Mereka petani sudah menyampaikan surat kepada Bapak Jokowi ke Istana Bogor agar bisa dihadiri panen raya jagung itu.
"Kami sangat berharap Jokowi hadir panen raya jagung itu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019
"Produksi jagung itu nantinya dipasok untuk memenuhi kebutuhan pabrik perusahaan pakan di Banten," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Minggu.
Panen raya jagung tersebut rencananya petani mengundang Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Amran Sulaeman.
Saat ini, tanaman jagung yang dipanen tersebar di empat desa antara laun Desa Bulakan, Gunung Kendeng, Keramat Jaya dan Tanjungsari.
Keempat desa itu sebagai "pilot project" pengembangan tanaman jagung berbasis korporasi.
Pengembangan tanaman jagung itu melibatkan dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Tani Gerlap Desa Gunung Kendeng, Kecamatan Gunungkencana.
Mereka petani mengembangkan jagung berbasis korporasi mendapat bantuan alat mesin pertanian, pupuk dan benih dari Kementerian Pertanian Dinas Pertanian Provinsi Banten.
Selain itu juga bantuan demplot dari BPPT, Dewan Jagung Nasional(DJN), Bank, Pengusaha, dan TNI.
"Kami menargetkan ke depan pabrik perusahaan ternak di Banten bisa terpenuhi jagung dari Lebak dan tidak mendatangkan dari luar Banten," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pemerintah daerah juga menyediakan alat 'dryer' agar bisa memberikan jaminan kualitas jagung kering disaat musim hujan.
Saat ini, kebutuhan jagung untuk pabrik pakan di Banten 1.662.508 ton atau 21,64 persen dari total penyerapan jagung nasional 138.542 ton per bulan atau 4.555 ton per hari.
Karena itu, pihaknya optimistis petani Lebak mampu menyumbangkan produksi jagung, katanya.
Sementara itu, Ketua Koptan Giri Mukti Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak H Wawan mengatakan bahwa petani di sini ingin dihadiri Presiden Jokowi saat panen raya sekitar pertengahan Februari 2019.
Mereka petani sudah menyampaikan surat kepada Bapak Jokowi ke Istana Bogor agar bisa dihadiri panen raya jagung itu.
"Kami sangat berharap Jokowi hadir panen raya jagung itu," katanya.
Editor : Sambas
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019