Lebak (Antaranews Banten) - Petani Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengembangkan budi daya tanaman jagung seluas 27.000 hektare melalui bantuan program upaya khusus (upsus) jagung, padi dan kedelai (pajale) dari Kementerian Pertanian.
     
Kepala Seksi Padi dan Palawija Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Selasa, mengatakan budi daya tanaman jagung tersebut guna meningkatkan pendapatan ekonomi petani juga swasembada pangan.
     
Apalagi, pemerintah sudah menghentikan impor jagung dari luar negeri.
     
Mereka petani menanam jagung di lahan-lahan kosong juga lahan persawahan.
     
Selama ini, petani mengembangkan tanaman jagung setelah adanya bantuan upsus pajale.
     
"Kami yakin ke depan Lebak sebagai daerah lumbung jagung dan bisa memenuhi permintaan masyarakat DKI Jakarta," katanya.
     
Menurut dia, tahun 2018  petani Kabupaten Lebak mendapat bantuan benih jagung melalui program upsus pajale  seluas 27.000 hektara di 28 kecamatan.
     
Mereka petani menerima benih jagung sebanyak 20 kilogram dan pupuk 50 kilogram per hektare.
     
Kebanyakan  penyaluran benih jagung jenis hibrida jenis NK 212, Pioner dan Metro dengan masa panen selama 90 hari.
     
Pengembangan tanaman jagung tersebut cocok dibudidayakan di lahan darat maupun persawahan.
     
"Kami berharap program upsus pajale dapat meningkatkan produksi jagung dan kesejahteraan petani," katanya.
     
Berdasarkan pemantauan di lapangan saat ini, jagung hibrida yang ditanam petani tumbuh begitu subur dan hijau.
     
Bahkan, petani Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana ahir pekan lalu mengembangkan tanaman jagung seluas 1.000 hektare.
     
Jagung hasil panen itu ditampung oleh Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Provinsi Banten.
     
"Kami menanam jagung itu di lahan milik Perum Perhutani dengan cara tumpang sari," kata Yanto, seorang  anggota Kelompok Tani di Kecamatan Gunungkencana.
 

Pewarta: Mansyur

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018