Lebak (Antaranews Banten) - Petani Kabupaten Lebak, Banten,sepanjang September 2018 memanen padi di areal sawah seluas 9.347 hektare dengan produksi 55.622 ton gabah kering pungut (GKP).
     "Kami minta petani yang sudah memanen padi agar kembali melaksanakan gerakan percepatan tanam," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Sabtu.
     Mereka petani yang memanen padi kebanyakan di wilayah Lebak bagian selatan meliputi Kecamatan Malingping, Wanasalam, Cihara, Panggarangan dan Bayah.
     Panen padi itu tentu dapat menyumbangkan ketahanan pangan juga peningkatan pendapata ekonomi petani.
     Apalagi, saat ini harga gabah kering giling (GKG) di pasaran cukup tinggi dengan rata-rata Rp5.500/kg.
     "Jika petani panen padi dengan produksi sebanyak delapan ton maka penghasilan petani di atas Rp40 juta per hektare," katanya menjelaskan.
     Menurut dia, selama ini, produksi panen tahun ini memberikan sumbangan pangan nasional karena dipasok ke luar daerah.
     Berdasarkan laporan panen padi sejak Januari-September 2018 seluas 92.536 hektare dengan produksi sebanyak 554.266 ton GKP.
     Produksi padi sebanyak itu, jika dikalkulasikan beras menjadi 260 ribu ton dan surplus 14 bulan dengan penduduk 1,2 juta jiwa.
     Produksi pangan surplus itu karena adanya intervensi pemerintah melalui penyaluran bantuan sarana produksi, diantaranya benih unggul, pupuk, pestisida dan perbaikan irigasi.
     Selain itu juga bantuan alat-alat pertanian (alsintan) diantaranya traktor dan alat pengering, pompa untuk memasok kebutuhan pasokan air.
     "Kami berharap petani tidak menjual gabah, namun menjual beras karena menguntungkan pendapatan ekonomi petani," katanya.
 

Pewarta: Mansyur

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018