Anggota DPRD Kabupaten Lebak Banten Regen Abdul Aris menyebutkan, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029 dipastikan fokus untuk mengatasi kasus gizi dan stunting atau kekerdilan yang dialami anak-anak akibat gagal tumbuh.
 
"Kita optimistis program Makan Sehat Gratis (MSG) yang digulirkan Prabowo-Gibran dapat mengatasi kasus gizi dan prevalensi stunting untuk mempersiapkan Generasi Emas 2045," kata politisi PPP Kabupaten Lebak tersebut di Lebak, Minggu.
 
Dia menjelaskan, untuk mencapai Generasi Emas 2045 itu tentunya program MSG dapat memenuhi ketersediaan konsumsi pangan yang bergizi, vitamin, dan menyehatkan.
 
Dengan adanya program MSG tersebut, diharapkan ke depannya tidak ada lagi anak-anak yang mengalami kasus gizi buruk dan stunting.

Baca juga: Bank Dunia bantu penanganan stunting di Lebak
 
Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran yang baru dilantik itu, di antaranya memiliki komitmen menggulirkan program MSG agar Indonesia "Zero New Stunting" atau tidak ada lagi kasus baru stunting.
 
Meski penanganan angka stunting itu dari tahun tahun berhasil menurunkan prevalensi stunting secara garis besar, namun, pada 2024 ini angkanya turun hanya satu persen sehingga menjadikan tugas pekerjaan rumah yang besar.
 
Karena itu, program MSG merupakan perbaikan gizi dan berperan penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul.

"Jika anak-anak Indonesia itu terbebas dari kasus gizi maupun stunting, dipastikan mampu bersaing di era globalisasi dan Indonesia semakin maju," katanya.
 
Menurut Abdul Aris, selama ini Provinsi Banten termasuk Kabupaten Lebak merupakan daerah lokus penanganan stunting.
 
Penyebab stunting itu disebabkan berbagai faktor, antara lain kemiskinan, pendidikan, pengangguran, namun yang jelas akibat kurang asupan gizi.
 
Karena itu, program MSG diharapkan bisa mengatasi persoalan kasus gizi dan prevalensi stunting, juga daerah rawan pangan.

Baca juga: Banten raih apresiasi daerah penyalur bantuan pangan pengentasan stunting
 
Selain itu program MSG juga mendorong pemanfaatan dan produksi pangan lokal dari hasil komoditas pertanian sehingga mampu menggerakan ekonomi perdesaan.
 
"Kami tidak bisa membayangkan jika program MSG itu digulirkan, selain mampu mengatasi prevalensi stunting dan gizi juga dapat meningkatkan perekonomian lokal," kata Anggota Komisi III itu.
 
Berdasarkan laporan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), target prevalensi stunting adalah 14 persen pada 2024.
 
Namun progres penurunan belakangan ini kurang signifikan, bahkan berjalan di tempat, sebab pada 2022, prevalensi stunting berkisar 21,5 persen.
 
Pemerintah menggelontorkan dana penanganan stunting Rp46 triliun, namun prevalensi stunting pada 2023 hanya menurun 0,1 persen menjadi 21,4 persen, masih sangat jauh dari target 14 persen.
 
"Kami berharap Prabowo-Gibran mampu mengatasi prevalensi stunting itu melalui MSG, sehingga tidak ada lagi kasus baru tengkes untuk Generasi Emas 2045," katanya.

Baca juga: Legislator Lebak apresiasi penanganan stunting, siapkan generasi emas

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024