Lebak (Antaranews Banten) - Para santri di Kabupaten Lebak, Banten, mendalami pengkajian kitab kuning selama Ramadhan di sejumlah pondok pesantren di daerah itu.
     
"Pengkajian untuk memperdalam kajian kitab kuning sudah menjadikan tradisi selama bulan Ramadhan," kata Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Assayfiyah Rangkasbitung K.H. Deden Alfiansari di Lebak, Sabtu.
     
Mereka para santri yang memperdalam kitab kuning itu datang dari berbagai daerah di wilayah Kabupaten Lebak hingga DKI Jakarta
     
Pengajian khusus kitab kuning tersebut melalui coretan dengan menggunakan tinta untuk memaknai isi kitab itu. 
     
Sebab, kitab kuning atau kitab gundul karena huruf-hurufnya belum memiliki tanda baca dzoma, fathah, dan kasrah.
     
Selain itu, katanya, makna harfiah bisa berubah dan perlu pengkajian khusus serta diskusi sehingga mereka memiliki kompetensi di bidang pengetahuan agama Islam.
     
Metode pengajian khusus itu setelah kiai atau ulama menyampaikan kajian kitab kuning kepada santri atau peserta didiknya.
     
Pengkajian kitab kuning, antara lain ilmu Fiqih, Akidah, Tasauf, Ibadah, Muamalah dan Tafsir Al Quran.
     
Pendalaman ilmu Fiqih, katanya, seperti kitab Fathul Muin, Tasauf kitab Nasuhaibad, Tafsir Al Quran kitab Jalalen, dan ilmu kalimat bahasa Arab kitab Alfiyah dan Nahu.
     
"Kami berharap pengkajian kitab kuning diharapkan santri mampu membaca kitab gundul dengan benar juga memaknainya," katanya.
     
Ahmad Yadi, seorang santri warga DKI Jakarta mengaku bahwa dirinya setiap bulan Ramadhan mengikuti pengajian khusus kitab kuning di Ponpes Assayfiyah Rangkasbitung.
     
Apalagi, ia juga lulusan di ponpes tersebut.
     
Pengajian kitab kuning itu untuk menambah wawasan juga pengetahuan yang lebih mendalam khususnya di bidang ilmu figh dan ibadah.
     
"Kami berharap pengajian kitab kuning selama Ramadhan dapat meningkatkan keilmuan di bidang agama Islam," katanya.
     
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lebak Encep Muhyi menyebutkan pengajian kitab kuning pada bulan suci Ramadan kebanyakan diselenggarakan oleh ponpes tradisional atau salafi.
     
Saat ini, jumlah ponpes di Kabupaten Lebak tercatat 1.122 ponpes dengan sistem pembelajaran salafi dan modern.

"Hampir semua desa di Lebak memiliki ponpes sehingga mendukung program pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa," katanya.
 

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018