Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji mengharapkan santri pondok pesantren di Banten mau melakukan perencanaan sebelum menikah, guna mewujudkan generasi emas Indonesia.
“Di Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, salah satunya mempersiapkan generasi-generasi yang harapannya adalah gold generation atau generasi emas, dari manapun asalnya termasuk pondok pesantren,” ujar Wihaji di Pondok Pesantren Al-Fathaniyah (Tengkele) Serang, Provinsi Banten, Rabu.
Wihaji didampingi Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Ratu Ayu Isyana Bagus Oka, tiba di ponpes itu usai kunjungan kerja percepatan penanganan stunting di Kabupaten Lebak.
“Di Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, salah satunya mempersiapkan generasi-generasi yang harapannya adalah gold generation atau generasi emas, dari manapun asalnya termasuk pondok pesantren,” ujar Wihaji di Pondok Pesantren Al-Fathaniyah (Tengkele) Serang, Provinsi Banten, Rabu.
Wihaji didampingi Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Ratu Ayu Isyana Bagus Oka, tiba di ponpes itu usai kunjungan kerja percepatan penanganan stunting di Kabupaten Lebak.
Dalam kesempatan berdialog dengan 200 santri, Wihaji menanyakan bagaimana rencana dan pandangan mereka usai menyelesaikan pendidikan di Madrasah Aliyah, apakah akan berkuliah atau ingin menikah.
Baca juga: Menteri KPK/BKKBN: pencegahan stunting untuk siapkan Generasi Emas 2045
Baca juga: Menteri KPK/BKKBN: pencegahan stunting untuk siapkan Generasi Emas 2045
Sebagian besar dari para santri mengungkapkan keinginannya untuk berkuliah usai lulus dari Madrasah Aliyah.
Selanjutnya Wihaji menegaskan kepada para santri tentang pentingnya membentengi diri dengan agama, agar terhindar dari risiko-risiko akibat ketidaksiapan dari pernikahan yang terlalu dini, maupun tanpa perencanaan matang.
Sebab persoalan yang ditimbulkan dari pernikahan dini tersebut terkait erat dengan masalah kependudukan di Indonesia.
Wihaji juga mengatakan kehadiran Duta Genre atau Generasi Berencana di Provinsi Banten sebagai Pusar Informasi Konseling Remaja (PIKR) dapat menjadi rujukan informasi tentang gizi, pencegahan anemia, serta pentingnya perencanaan sebelum menikah bagi santri ponpes.
“Kita harus lebih baik. Jangan melakukan hal yang tentu dilarang agama, itu pasti tetapi godaannya banyak, dan itu yang bisa mengontrol adalah agama,” ujar dia.
Dalam kegiatan tersebut, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyerahkan bantuan melalui Pimpinan Ponpes Al-Fathaniyah KH Matin Syarqowi berupa 100 mukena dan 100 sarung, serta satu kuintal telur untuk pemenuhan nutrisi.
Baca juga: Dinas PUPR Lebak kolaborasi atasi stunting, libatkan pemerintahan desa
Baca juga: Dinas PUPR Lebak kolaborasi atasi stunting, libatkan pemerintahan desa