Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang, Provinsi Banten, terus berupaya mengatasi dan menekan angka kematian ibu (AKI) dan bayi (AKB) serta kasus stunting melalui berbagai program kesehatan di daerah itu.
Kepala Dinas Kesehatan Achmad Muchlis di Tangerang, Kamis, mengatakan bahwa salah satu program kesehatan dalam upaya penekanan kasus kematian ibu dan bayi tersebut diantaranya program Jejaring Pelayanan Antenatal Care (ANC) dan Rujukan Stunting yang digelar di RSUD Kabupaten Tangerang.
"Kita sedang menghadapi tantangan besar terkait kesehatan ibu, bayi, dan stunting. Ini harus menjadi perhatian bersama, dan kami sedang bekerja keras untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta stunting di Kabupaten Tangerang," ucapnya.
Menurut dia, upaya pemerintah dalam menangan permasalahan kesehatan itu diperlukan kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat pelayanan kesehatan ibu hamil dan balita.
"Karena hal ini merupakan tantangan besar yang harus dihadapi demi menciptakan generasi yang lebih baik," ujarnya.
Baca juga: Pemkab Tangerang siapkan ruang isolasi untuk penanganan MPox
Berdasarkan data pada Juni 2024, angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Tangerang tercatat sebesar 60 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan, yaitu 55 per 100.000 kelahiran hidup.
Sementara itu, angka kematian bayi (AKB) sesuai dengan target, yakni 3 per 1.000 kelahiran hidup. Adapun angka stunting di Kabupaten Tangerang juga masih menunjukkan tren kenaikan yang harus terus ditekan.
Berdasarkan hasil Survei Status Kesehatan Indonesia, angka stunting naik mencapai 26,4 persen pada tahun 2023. Angka ini melonjak dari 21,1 persen pada tahun 2022.
Muchlis menjelaskan, upaya menurunkan AKI, AKB, dan stunting memerlukan pendekatan strategis dan komprehensif. Empat strategi utama penyelamatan ibu dan bayi meliputi masa sebelum hamil, masa kehamilan, masa persalinan, serta masa pasca persalinan dan bayi baru lahir.
Di setiap fase tersebut, pelayanan kesehatan yang optimal harus dilakukan, terutama dalam skrining layak hamil dan deteksi dini risiko kesehatan.
"Pelayanan antenatal care sangat penting untuk mempersiapkan calon ibu agar siap menjalani kehamilan dan melahirkan dalam kondisi sehat. Kami juga terus mengedukasi para remaja putri, calon pengantin, dan pasangan usia subur tentang pentingnya perencanaan kehamilan sehat dan deteksi dini," jelasnya.
Baca juga: Tekan harga pangan, Pemkab Tangerang genjot pasar murah
Lebih lanjut, Muchlis mengatakan, bahwa sebagai memperkuat jejaring pelayanan antenatal dan rujukan stunting di Kabupaten Tangerang. Program-program yang disiapkannya akan melibatkan puskesmas, fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) swasta, serta posyandu yang memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan balita.
"Kolaborasi dan sinergi antara puskesmas, FKTP swasta, dan posyandu sangat penting dalam memastikan bahwa pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan balita berjalan optimal. Ini akan mendukung upaya kami dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi, sekaligus menangani masalah stunting," ungkapnya.
Melalui upaya tersebut, Kabupaten Tangerang berharap dapat memperbaiki sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta mencapai target yang diharapkan dalam waktu dekat. Pihaknya mengajak seluruh elemen masyarakat ikut berpartisipasi dalam menjaga kesehatan ibu dan anak di lingkungan masing-masing.
"Kita tidak bisa bekerja sendiri. Partisipasi masyarakat dan kerjasama lintas sektor sangat dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan program ini demi generasi yang sehat dan bebas stunting," paparnya.
Baca juga: Tekan polusi, Pemkab Tangerang uji emisi ratusan kendaraan
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, Endang Widyastiwi mengatakan, rumah sakit memiliki peran penting dalam mempercepat penurunan angka prevalensi stunting. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk mendukung turunnya angka stunting tersebut.
"Kami RSU Kabupaten Tangerang ikut berperan aktif membantu menurunkan kasus stunting dengan sosialisasi di masyarakat lewat Puskesmas dan posyandu, dengan menurunkan 3 dokter spesialis untuk membantu deteksi dini kehamilan, balita gizi buruk dan stunting baik asupan makan maupun terapinya," terangnya.
Sebagai informasi, angka prevelensi stunting di Kabupaten Tangerang sampai bulan Juni pada tahun 2024 turun mencapai 7,7 persen. Hasil ini telah melampaui target penurunan prevelensi stunting nasional sebesar 14 persen. (adv)
Baca juga: Perbaikan sekolah rusak di Kabupaten Tangerang terus digenjot
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
Kepala Dinas Kesehatan Achmad Muchlis di Tangerang, Kamis, mengatakan bahwa salah satu program kesehatan dalam upaya penekanan kasus kematian ibu dan bayi tersebut diantaranya program Jejaring Pelayanan Antenatal Care (ANC) dan Rujukan Stunting yang digelar di RSUD Kabupaten Tangerang.
"Kita sedang menghadapi tantangan besar terkait kesehatan ibu, bayi, dan stunting. Ini harus menjadi perhatian bersama, dan kami sedang bekerja keras untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta stunting di Kabupaten Tangerang," ucapnya.
Menurut dia, upaya pemerintah dalam menangan permasalahan kesehatan itu diperlukan kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat pelayanan kesehatan ibu hamil dan balita.
"Karena hal ini merupakan tantangan besar yang harus dihadapi demi menciptakan generasi yang lebih baik," ujarnya.
Baca juga: Pemkab Tangerang siapkan ruang isolasi untuk penanganan MPox
Berdasarkan data pada Juni 2024, angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Tangerang tercatat sebesar 60 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan, yaitu 55 per 100.000 kelahiran hidup.
Sementara itu, angka kematian bayi (AKB) sesuai dengan target, yakni 3 per 1.000 kelahiran hidup. Adapun angka stunting di Kabupaten Tangerang juga masih menunjukkan tren kenaikan yang harus terus ditekan.
Berdasarkan hasil Survei Status Kesehatan Indonesia, angka stunting naik mencapai 26,4 persen pada tahun 2023. Angka ini melonjak dari 21,1 persen pada tahun 2022.
Muchlis menjelaskan, upaya menurunkan AKI, AKB, dan stunting memerlukan pendekatan strategis dan komprehensif. Empat strategi utama penyelamatan ibu dan bayi meliputi masa sebelum hamil, masa kehamilan, masa persalinan, serta masa pasca persalinan dan bayi baru lahir.
Di setiap fase tersebut, pelayanan kesehatan yang optimal harus dilakukan, terutama dalam skrining layak hamil dan deteksi dini risiko kesehatan.
"Pelayanan antenatal care sangat penting untuk mempersiapkan calon ibu agar siap menjalani kehamilan dan melahirkan dalam kondisi sehat. Kami juga terus mengedukasi para remaja putri, calon pengantin, dan pasangan usia subur tentang pentingnya perencanaan kehamilan sehat dan deteksi dini," jelasnya.
Baca juga: Tekan harga pangan, Pemkab Tangerang genjot pasar murah
Lebih lanjut, Muchlis mengatakan, bahwa sebagai memperkuat jejaring pelayanan antenatal dan rujukan stunting di Kabupaten Tangerang. Program-program yang disiapkannya akan melibatkan puskesmas, fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) swasta, serta posyandu yang memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan balita.
"Kolaborasi dan sinergi antara puskesmas, FKTP swasta, dan posyandu sangat penting dalam memastikan bahwa pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan balita berjalan optimal. Ini akan mendukung upaya kami dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi, sekaligus menangani masalah stunting," ungkapnya.
Melalui upaya tersebut, Kabupaten Tangerang berharap dapat memperbaiki sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta mencapai target yang diharapkan dalam waktu dekat. Pihaknya mengajak seluruh elemen masyarakat ikut berpartisipasi dalam menjaga kesehatan ibu dan anak di lingkungan masing-masing.
"Kita tidak bisa bekerja sendiri. Partisipasi masyarakat dan kerjasama lintas sektor sangat dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan program ini demi generasi yang sehat dan bebas stunting," paparnya.
Baca juga: Tekan polusi, Pemkab Tangerang uji emisi ratusan kendaraan
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, Endang Widyastiwi mengatakan, rumah sakit memiliki peran penting dalam mempercepat penurunan angka prevalensi stunting. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk mendukung turunnya angka stunting tersebut.
"Kami RSU Kabupaten Tangerang ikut berperan aktif membantu menurunkan kasus stunting dengan sosialisasi di masyarakat lewat Puskesmas dan posyandu, dengan menurunkan 3 dokter spesialis untuk membantu deteksi dini kehamilan, balita gizi buruk dan stunting baik asupan makan maupun terapinya," terangnya.
Sebagai informasi, angka prevelensi stunting di Kabupaten Tangerang sampai bulan Juni pada tahun 2024 turun mencapai 7,7 persen. Hasil ini telah melampaui target penurunan prevelensi stunting nasional sebesar 14 persen. (adv)
Baca juga: Perbaikan sekolah rusak di Kabupaten Tangerang terus digenjot
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024