Ketua Kelompok Tani Sukabungah Desa Tambakbaya, Kabupaten Lebak, Banten Ruhiana mengemukakan stok pupuk bersubsidi bagi petani di daerah itu relatif cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam gerakan percepatan tanam kedua 2024.
 
Ruhiana di Rangkasbitung, Lebak, Rabu, mengatakan selama ini persediaan pupuk bersubsidi relatif cukup dan aman, sehingga petani kembali melakukan gerakan percepatan tanam.
 
Produksi gabah hasil panen pada pertengahan Agustus 2024, menurun dari 6,0 ton menjadi 4,5 ton gabah pungut akibat serangan hama wereng batang coklat dan tidak optimalnya pengairan menyusul musim kemarau.
 
Oleh karena itu, petani di sini dengan lahan seluas 150 hektare kembali melakukan percepatan tanam, sehingga dapat meningkatkan produksi pangan.
 
Para petani pada percepatan tanam dengan menggunakan benih varietas Inpari 32, karena tahan terhadap serangan hama wereng batang coklat.
 
"Kami beruntung stok pupuk bersubsidi melimpah di kios resmi, sehingga terpenuhi untuk kebutuhan pupuk urea 20 kilogram per hektare," katanya.

Baca juga: Persediaan pupuk bersubsidi di Lebak terpenuhi musim tanam ketiga

Sementara itu, Ahmad (60), petani Cimarga Kabupaten Lebak mengaku lega, karena persediaan pupuk bersubsidi relatif cukup dan aman, sehingga dapat meminimalisasi biaya produksi. Biaya produksi pangan sekitar Rp15 juta/hektare hingga panen jika menggunakan pupuk bersubsidi.
 
Sebaliknya, jika tidak memakai pupuk bersubsidi lebih tinggi bisa mencapai Rp20 juta/hektare. Saat ini, petani di wilayah itu kembali melakukan gerakan percepatan tanam dengan mengoptimalkan pompanisasi bantuan pemerintah.
 
"Kami berharap petani di wilayah ini pada awal September mendatang bisa melakukan gerakan tanam serentak seluas 50 hektare," katanya.

Baca juga: Persediaan pupuk bersubsidi di Lebak cukup untuk musim tanam 2024
 
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan pihaknya menjamin stok pupuk bersubsidi relatif cukup dan aman untuk mendukung produksi pangan masyarakat dan peningkatan ekonomi.
 
Selama ini persediaan pupuk bersubsidi tidak ada masalah dan selalu melimpah juga dapat diakses oleh petani setempat melalui agen dan kios yang ditunjuk pemerintah daerah.
 
Saat ini, realisasi pupuk bersubsidi jenis urea 17,21 persen, tersisa 24.542.281 kilogram dan NPK  25,45 persen, sisanya 14.066.122 kilogram.
 
Selain itu, petani sudah mampu memproduksi pupuk organik dari kotoran ternak sapi dan kerbau maupun jerami sampah untuk dijadikan kompos.
 
"Kami yakin stok pupuk bersubsidi relatif cukup untuk memasuki musim tanam kedua 2024, guna mendukung program swasembada pangan," katanya.

Baca juga: Distan Banten cari solusi tingkatkan penyerapan pupuk subsidi

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024