Serang (ANTARA News Banten) - Provinsi Banten pada Februari 2018 mengalami inflasi 0,25 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yang tercermin dari meningkatnya angka Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 138,77 menjadi 139,12.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Senin, mengatakan penyebab terjadinya inflasi di provinsi ini karena secara umum harga-harga barang dan jasa, yang andil terbesar adalah meningkatnya harga bawang putih, cabai merah, beras dan bensin.
Ia menyebutkan enam dari tujuh kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks, yaitu kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang naik sebesar 0,49 persen. Kemudian makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,33 persen; bahan makanan 0,30 persen; sandang 0,25 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik sebesar 0,11 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik sebesar 0,03 persen. Sedangkan kelompok kesehatan turun sebesar 0,11 persen.
Soebeno mengatakan dari 417 jenis barang dan jasa yang disurvei di Kota Serang, Tangerang dan Cilegon baik secara mingguan, dua mingguan maupun bulanan, diketahui pada bulan Februari 2018 sebanyak 246 komoditas mengalami perubahan harga. 155 komoditas mengalami kenaikan harga dan sisanya 91 komoditas mengalami penurunan harga.
Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi Banten berturut-turut sebagai berikut: kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,0783 persen; bahan makanan 0,0744 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,0650 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,0225 persen; sandang 0,0109 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,0011 persen serta kelompok kesehatan sebesar -0,0057 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga cukup tinggi antara lain bawang putih, tiket bioskop, sepeda, cabe rawit, bubur dan buncis. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga paling banyak antara lain adalah tomat buah, kacang panjang, tauge/kecambah, telur ayam ras dan telepon seluler.
Dari 109 komoditas yang ada pada kelompok bahan makanan, 103 komoditas diantaranya mengalami koreksi harga. Koreksi harga positif atau kenaikan harga terjadi pada 59 jenis komoditas. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yang cukup besar antara lain cabe merah sebesar 0,0567 persen, bawang putih 0,0508 persen, beras 0,0453 persen, ikan bandeng/bolu 0,0232 persen, melon 0,0158 persen dan bayam sebesar 0,0085 persen, katanya.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi antara lain: telur ayam ras sebesar -0,0740 persen, tauge/kecambah sebesar -0,0362 persen, daging ayam ras -0,0142 persen, kacang panjang -0,0135 persen, dan tomat buah sebesar -0,0104 persen.
Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau adalah komoditas bubur sebesar 0,0534 persen, rokok kretek filter 0,0045 persen, rokok kretek 0,0027 persen dan air kemasan sebesar 0,0026 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar adalah ice cream dengan andil -0,0029 persen dan kopi bubuk dengan andil -0,0015 persen, katanya.
Secara keseluruhan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan andil inflasi sebesar 0,0225 persen. Komoditas terbesar yang menyumbang inflasi adalah komoditas upah pembantu rumah tangga dengan andil sebesar 0,0111 persen dan jasa pembuangan sampah sebesar 0,0048 persen. Sementara komoditas yang memberi andil deflasi diantaranya adalah sabun detergen bubuk sebesar -0,0049 persen, semen sebesar -0,0036 persen dan pengharum cucian/pelembut sebesar -0,0022 persen.
Soebeno mengatakan Komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok sandang adalah emas perhiasan sebesar 0,0042 persen, seragam anak sekolah 0,0018 persen dan sandal karet sebesar 0,0016 persen. Sementara itu komoditas yang memberikan andil deflasi diantaranya sandal kulit sebesar -0,0007 persen, dan baju muslim sebesar -0,0002 persen.
Dari 38 komoditas yang ada pada kelompok kesehatan, 21 komoditas diantaranya mengalami koreksi harga. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya adalah biaya check up kesehatan naik 0,0053 persen, pasta gigi 0,0050 persen, sikat gigi 0,0008 persen dan bedak sebesar 0,0003 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi yaitu sabun mandi -0,0164 persen, dan vitamin dengan andil deflasi -0,0008 persen.
Secara keseluruhan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga memberikan andil inflasi 0,0011 persen. Komoditas yang memberi andil inflasi terbesar adalah tiket bioskop 0,0043 persen dan kursus komputer yang memberikan andil sebesar 0,0027 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi adalah televisi berwarna yaitu sebesar -0,0058 persen.
Komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan adalah bensin pertamax) dengan andil sebesar 0,0314 persen, disusul kemudian oleh komoditas mobil sebesar 0,0278 persen dan tarif angkutan udara dengan andil sebesar 0,0187 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi, diantaranya adalah telepon seluler dengan andil deflasi sebesar -0,0220 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Senin, mengatakan penyebab terjadinya inflasi di provinsi ini karena secara umum harga-harga barang dan jasa, yang andil terbesar adalah meningkatnya harga bawang putih, cabai merah, beras dan bensin.
Ia menyebutkan enam dari tujuh kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks, yaitu kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang naik sebesar 0,49 persen. Kemudian makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,33 persen; bahan makanan 0,30 persen; sandang 0,25 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik sebesar 0,11 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik sebesar 0,03 persen. Sedangkan kelompok kesehatan turun sebesar 0,11 persen.
Soebeno mengatakan dari 417 jenis barang dan jasa yang disurvei di Kota Serang, Tangerang dan Cilegon baik secara mingguan, dua mingguan maupun bulanan, diketahui pada bulan Februari 2018 sebanyak 246 komoditas mengalami perubahan harga. 155 komoditas mengalami kenaikan harga dan sisanya 91 komoditas mengalami penurunan harga.
Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi Banten berturut-turut sebagai berikut: kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,0783 persen; bahan makanan 0,0744 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,0650 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,0225 persen; sandang 0,0109 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,0011 persen serta kelompok kesehatan sebesar -0,0057 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga cukup tinggi antara lain bawang putih, tiket bioskop, sepeda, cabe rawit, bubur dan buncis. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga paling banyak antara lain adalah tomat buah, kacang panjang, tauge/kecambah, telur ayam ras dan telepon seluler.
Dari 109 komoditas yang ada pada kelompok bahan makanan, 103 komoditas diantaranya mengalami koreksi harga. Koreksi harga positif atau kenaikan harga terjadi pada 59 jenis komoditas. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yang cukup besar antara lain cabe merah sebesar 0,0567 persen, bawang putih 0,0508 persen, beras 0,0453 persen, ikan bandeng/bolu 0,0232 persen, melon 0,0158 persen dan bayam sebesar 0,0085 persen, katanya.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi antara lain: telur ayam ras sebesar -0,0740 persen, tauge/kecambah sebesar -0,0362 persen, daging ayam ras -0,0142 persen, kacang panjang -0,0135 persen, dan tomat buah sebesar -0,0104 persen.
Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau adalah komoditas bubur sebesar 0,0534 persen, rokok kretek filter 0,0045 persen, rokok kretek 0,0027 persen dan air kemasan sebesar 0,0026 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar adalah ice cream dengan andil -0,0029 persen dan kopi bubuk dengan andil -0,0015 persen, katanya.
Secara keseluruhan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan andil inflasi sebesar 0,0225 persen. Komoditas terbesar yang menyumbang inflasi adalah komoditas upah pembantu rumah tangga dengan andil sebesar 0,0111 persen dan jasa pembuangan sampah sebesar 0,0048 persen. Sementara komoditas yang memberi andil deflasi diantaranya adalah sabun detergen bubuk sebesar -0,0049 persen, semen sebesar -0,0036 persen dan pengharum cucian/pelembut sebesar -0,0022 persen.
Soebeno mengatakan Komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok sandang adalah emas perhiasan sebesar 0,0042 persen, seragam anak sekolah 0,0018 persen dan sandal karet sebesar 0,0016 persen. Sementara itu komoditas yang memberikan andil deflasi diantaranya sandal kulit sebesar -0,0007 persen, dan baju muslim sebesar -0,0002 persen.
Dari 38 komoditas yang ada pada kelompok kesehatan, 21 komoditas diantaranya mengalami koreksi harga. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya adalah biaya check up kesehatan naik 0,0053 persen, pasta gigi 0,0050 persen, sikat gigi 0,0008 persen dan bedak sebesar 0,0003 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi yaitu sabun mandi -0,0164 persen, dan vitamin dengan andil deflasi -0,0008 persen.
Secara keseluruhan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga memberikan andil inflasi 0,0011 persen. Komoditas yang memberi andil inflasi terbesar adalah tiket bioskop 0,0043 persen dan kursus komputer yang memberikan andil sebesar 0,0027 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi adalah televisi berwarna yaitu sebesar -0,0058 persen.
Komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan adalah bensin pertamax) dengan andil sebesar 0,0314 persen, disusul kemudian oleh komoditas mobil sebesar 0,0278 persen dan tarif angkutan udara dengan andil sebesar 0,0187 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi, diantaranya adalah telepon seluler dengan andil deflasi sebesar -0,0220 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018