Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Cilegon, Banten menggelar napak tilas untuk menjaga sejarah peristiwa geger Cilegon 1888.
 
Kepala Dindikbud Kota Cilegon Heny Anita Susila, di Cilegon, Minggu, ratusan warga Kota Cilegon mengunjungi Sumur Ci Siih, Kabupaten Pandeglang, untuk melakukan napak tilas peristiwa geger Cilegon 1888, yang dimulai dari Sabtu (26/7).
 
"Kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan geger Cilegon 1888. Rangkaian festival geger Cilegon masih terus berlanjut hingga puncaknya pada 29 Juli 2024," katanya.
 
Selain napak tilas juga digelar seminar, perlombaan serta melaksanakan haul. Kegiatan napak tilas diikuti oleh komunitas pecinta alam, sejarawan, dan unsur masyarakat.
 
"Total empat bus besar, ditambah komunitas pajero dan komunitas motor. Luar biasa partisipasi dari masyarakat," katanya.

Baca juga: Pemkot Cilegon beri penghargaan pada pejuang Geger Cilegon
 
Dia berharap peringatan peristiwa geger Cilegon 1888 ke depannya lebih ramai dan melibatkan lebih banyak warga sehingga masyarakat Kota Cilegon tidak melupakan begitu saja sejarahnya.
 
"Kegiatan napak tilas ini juga bagian dari sosialisasi peristiwa geger Cilegon karena saat ini banyak masyarakat terutama generasi muda yang belum mengetahui sejarah peristiwa geger Cilegon 1888," katanya.
 
Dilakukannya napak tilas hingga ke Sumur, Pandeglang, kata Heny, hal itu dikarenakan Sumur merupakan daerah pertempuran terakhir para pejuang geger Cilegon.
 
"Napak tilas ini kan menelusuri jejak pejuang-pejuang geger Cilegon sampai pertempuran terakhir mereka. Nah di Ci Siih Sumur ini merupakan tempat pertempuran terakhir pejuang-pejuang geger Cilegon melawan penjajahan Belanda," jelasnya.
 
Dengan kegiatan napak tilas ini generasi muda Cilegon bisa mengikuti semangat juang para pahlawan geger Cilegon.
 
"Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk kita mengenang para pahlawan dan bisa mencontohkan semangat dan perjuangannya sampai ke titik darah penghabisan," ungkapnya.

Baca juga: Wali Kota Cilegon ajak pegawai miliki semangat pejuang Geger Cilegon
 
Sementara itu, pegiat sejarah geger Cilegon Bambang Irawan, mengatakan napak tilas ini merupakan salah satu proses mengenal sejarah kepada masyarakat luas.
 
"Muara Sungai Ci Siih ini merupakan tempat terakhir perlawanan pejuang geger Cilegon melawan Belanda. Jadi nanti kita bisa melihat-lihat kira-kira dimana tempat KH Wasid gugur, dimana KH Tubagus Ismail gugur, begitulah kira kira napak tilas yang akan dilakukan," katanya.
 
Diketahui geger Cilegon adalah sebuah perlawanan terhadap kolonial di Banten. Pemberontakan yang dilakukan oleh petani Banten pada 1888 setelah pembubaran Kesultanan Banten 1813 oleh VOC dan sebelum perlawanan kaum tani 1926 di Anyer yang diperuntukkan untuk kemerdekaan.

Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin resmikan Kresek Tangerang jadi kampung santri

Pewarta: Desi Purnama Sari

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024