Lebak (Antaranews Banten) - Produk kerajinan masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, meramaikan pameran menyambut perayaan Imlek di Hotel Borobudur Jakarta.

"Kami bangga ternyata produk kerajinan Badui diminati pengunjung," kata Santa (45), seorang pedagang kerajinan Badui saat dihubungi di Lebak, Selasa.

Pameran produk kerajinan Badui itu sudah dua kali meramaikan pada pameran menjelang Imlek.

Perajin Badui bisa mengisi pameran karena diundang oleh panitia Imlek. Pengalaman tahun lalu, kata Santa, produk kerajinan khas masyarakat Badui diminati pengunjung.

Produksi kerajinan Badui di antaranya sarung, selendang, baju batik, kain tenun, tas koja, baju, kaos dan pernak - pernik souvenir.

Mereka para pengunjung terpikat produk-produk Badui karena bahan bakunya alami juga memiliki keunikan.

Keunikan masyarakat Badui didominasi warna hitam dan biru, serta  tidak menggunakan bahan pewarna kimia, seperti pakaian batik, kain tenun, sarung, salendang, dan tas koja.

"Kami sangat terbantu mendapat undangan itu dan hasil penjualan cukup lumayan," kata Santa seorang Badui Luar sambil merahasiakan keuntungannya karena dilarang adat.

Santa menyebutkan, harga produk kerajinan Badui di antaranya sarung kecil dijual Rp65.000, lomar atau ikat kepala Rp50.000, baju Rp70.000, selendang Rp250.000, kain tenun Rp300.000, tas koja Rp50.000, kopiah Rp15.000, pernak-pernik dari harga Rp15.000 hingga  Rp25.000.

Selain itu, juga produk minuman jahe gula aren dijual Rp30.000 per botol dan madu Rp100.000 per botol.

"Kami berharap produk-produk kerajinan Badui yang ditampilkan di Hotel Borobudur dapat menguntungkan," katanya.

Kepala Seksi Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Sutisna mengatakan pemerintah daerah terus melestarikan budaya kerajinan khas masyarakat Badui.

Sebab, produk kerajinan Badui memiliki nilai jual cukup tinggi dengan memiliki banyak aneka motif pilihan dan lebih unik, berbeda dengan tenun dari daerah lain di Tanah Air.

Aneka motif tenun Badui cukup banyak, di antaranya poleng hideung, poleng paul, mursadam, pepetikan, kacang herang, maghrib, capit hurang, susuatan, suat songket, smata (girid manggu, kembang gedang, kembang saka), adu mancung, serta motif aros yang terdiri dari aros awi gede, kembang saka, kembang cikur, dan aros anggeus.

"Semua motif tenun Badui itu disesuaikan dengan budaya mereka," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2018