Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menyiagakan tiga unit kendaraan tangki untuk menghadapi kekeringan sehubungan memasuki kemarau.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lebak Agust Riza Faesal di Rangkasbitung, Lebak, Sabtu, mengatakan meski pihaknya hingga kini belum menerima laporan adanya warga yang mengalami krisis air bersih, namun tetap menyiagakan kendaraan tangki untuk mengantisipasi krisis air bersih tersebut.
Sebab dalam dua pekan terakhir wilayah ini dilanda kemarau dan suhu udara cukup panas hingga di atas 30 derajat Celsius.
Sebab dalam dua pekan terakhir wilayah ini dilanda kemarau dan suhu udara cukup panas hingga di atas 30 derajat Celsius.
Berdasarkan laporan BMKG diprediksikan puncak kemarau terjadi pada Agustus 2024.
Baca juga: Damkar Tangerang padamkan kebakaran sampah di Tigaraksa
Baca juga: Damkar Tangerang padamkan kebakaran sampah di Tigaraksa
BPBD Lebak menyiagakan sebanyak tiga unit kendaraan tangki dengan kapasitas 6.000 liter/tangki.
"Kami mendistribusikan air bersih kepada warga jika terjadi krisis air bersih akibat kemarau itu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pengalaman krisis air bersih di Kabupaten Lebak tersebar di Kecamatan Sajira, Muncang, Cipanas, Cibadak, Warunggunung, Banjarsari, Cimarga, Cirinten, Bojongmanik, Cihara, Cilograng dan Wanasalam.
Penyebab mereka mengalami krisis air bersih itu, karena tidak memiliki pompa air mesin dan belum tersentuh jaringan PDAM juga tidak memiliki sumber air baku yang baik dari aliran sungai maupun sumber mata air.
Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat jika terjadi krisis air bersih bisa mengajukan permohonan yang ditujukan kepada Penjabat Bupati Lebak.
Baca juga: Mulai kekeringan, BPBD Probolinggo distribusikan air bersih
Baca juga: Mulai kekeringan, BPBD Probolinggo distribusikan air bersih
Pengajuan permohonan pasokan air bersih untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK) itu menempuh prosedur karena menggunakan dana APBD yang harus dipertanggungjawabkan.
"Kami minta masyarakat mengajukan pemohonan bantuan air bersih ke Bupati Lebak dan diketahui aparat desa dan kecamatan," ujarnya menjelaskan.
Ia menyebutkan kemungkinan besar kemarau 2024 berlangsung sampai November mendatang , sehingga terus dilakukan penguatan untuk mengantisipasi bencana alam agar tidak menimbulkan korban jiwa.
Sebab, musim kemarau juga rawan kebakaran pemukiman, kawasan hutan dan lahan, serta penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan diare.
Baca juga: Longsor di Bojonegara Serang, akses jalan warga terhambat
Baca juga: Longsor di Bojonegara Serang, akses jalan warga terhambat
BPBD Lebak kini menyiapkan peralatan evakuasi, logistik dan obat-obatan, sehingga bertindak cepat melakukan tindakan penyelamatan.
Selain itu juga pihaknya terus berkoordinasi dengan instansi terkait juga para relawan yang tersebar di desa-desa rawan bencana alam.
"Kami minta warga pada musim kemarau agar meningkatkan kewaspadaan bencana alam agar tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah mengatakan masyarakat pada musim kemarau agar membudayakan pola hidup sehat sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit menular, seperti diare, DBD dan muntaber.
"Kami minta warga tidak buang air besar di aliran sungai maupun kebun saat musim kemarau karena berpotensi menimbulkan penyakit diare," kata dokter Firman.
Baca juga: Cuaca mayoritas kota besar Indonesia diprakirakan berawan
Baca juga: Cuaca mayoritas kota besar Indonesia diprakirakan berawan
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024