Pemerintah Kota Tangerang, Banten mengajak pihak swasta dan elemen masyarakat lain untuk berkolaborasi terkait percepatan penurunan stunting dengan mensosialisasikan agar orang tua membawa anaknya ke posyandu untuk dilakukan intervensi.
"Tidak ada kata terlambat untuk cegah stunting, karena kita semua punya peran untuk cegah stunting sebelum genting. Ajak anak-anak ke posyandu untuk diperiksa," kata Pj Wali Kota Tangerang Nurdin di Tangerang, Sabtu.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang menggelar intervensi serentak pencegahan stunting di 1.097 posyandu mulai 1- 30 Juni 2024. Kegiatan itu dikemas dalam program Gerakan Serentak untuk Anak Tangerang Sehat dan Cerdas (Gertak Tangkas) di 13 kecamatan.
Baca juga: Satpol PP Kota Tangerang petakan wilayah rawan konflik Pilkada 2024
Sementara itu, hingga 20 Juni 2024, dari target 80.000 balita, sebanyak 66.317 balita atau 83,5 persen sudah di skrining di posyandu.
Pj Wali Kota juga menekankan mengenai pentingnya menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) oleh masyarakat sebagai upaya pencegahan stunting.
"Karena penanganan stunting ini bukan hanya soal kesehatan ataupun gizi buruk, tetapi juga soal budaya. Dimana PHBS harus dibudayakan bukan hanya sejak dini, tetapi sejak bayi di dalam kandungan," kata dia
Oleh karena itu, perlu adanya edukasi yang komprehensif tidak hanya bagi para orang tua, tetapi juga kepada anak-anak dan remaja sebagai para calon orang tua di masa depan.
"Sosialisasi pemahaman dan pencegahan stunting merupakan sebuah langkah penting yang dilakukan Pemkot Tangerang untuk memastikan integrasi intervensi penurunan stunting secara bersama-sama," kata dia.
Baca juga: Pemkot Tangerang perkirakan pendapatan daerah 2024 Rp4,74 triliun
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinkes Kota Tangerang Mugiya Wardhany mengimbau kepada orang tua untuk membawa anaknya ke posyandu terdekat untuk dilakukan pemeriksaan stunting maupun TBC. Sebab, jika ditemukan indikasi stunting bisa segera ditangani.
"Pemkot Tangerang memastikan pada Juni ini, 100 persen anak di Kota Tangerang datang ke posyandu untuk diukur pertumbuhannya dari berat badan, panjang atau tinggi badan," paparnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Jamaluddin menjelaskan Dinas Pendidikan bersama Korwil Pendidikan 13 kecamatan tengah memasifkan sosialisasi dan edukasi terkait stunting, dimana pencegahan yang dilakukan dari lingkungan sekolah.
“Mulai dari mewajibkan program Sekolah Sehat di seluruh sekolah, memasifkan imunisasi pelajar, PHBS, hingga Kantin Sehat dan lainnya. Oleh karena itu, sosialisasi cegah stunting sebelum genting ini akan berlangsung di 13 kecamatan, dengan rangkaian kegiatan yang variatif,” kata dia.
Tren prevalensi stunting pada balita di Kota Tangerang mengalami penurunan dari 2018, di angka 19,1 persen menjadi 11,8 persen di 2022.
Kenaikan terjadi pada 2023, dengan angka 17,6 persen, meskipun masih di bawah angka Provinsi Banten, yaitu 24 persen dan nasional di 21,5 persen.
Baca juga: Pegawai OPD Pemkot Tangerang dicek kesehatan penyakit tidak menular
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
"Tidak ada kata terlambat untuk cegah stunting, karena kita semua punya peran untuk cegah stunting sebelum genting. Ajak anak-anak ke posyandu untuk diperiksa," kata Pj Wali Kota Tangerang Nurdin di Tangerang, Sabtu.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang menggelar intervensi serentak pencegahan stunting di 1.097 posyandu mulai 1- 30 Juni 2024. Kegiatan itu dikemas dalam program Gerakan Serentak untuk Anak Tangerang Sehat dan Cerdas (Gertak Tangkas) di 13 kecamatan.
Baca juga: Satpol PP Kota Tangerang petakan wilayah rawan konflik Pilkada 2024
Sementara itu, hingga 20 Juni 2024, dari target 80.000 balita, sebanyak 66.317 balita atau 83,5 persen sudah di skrining di posyandu.
Pj Wali Kota juga menekankan mengenai pentingnya menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) oleh masyarakat sebagai upaya pencegahan stunting.
"Karena penanganan stunting ini bukan hanya soal kesehatan ataupun gizi buruk, tetapi juga soal budaya. Dimana PHBS harus dibudayakan bukan hanya sejak dini, tetapi sejak bayi di dalam kandungan," kata dia
Oleh karena itu, perlu adanya edukasi yang komprehensif tidak hanya bagi para orang tua, tetapi juga kepada anak-anak dan remaja sebagai para calon orang tua di masa depan.
"Sosialisasi pemahaman dan pencegahan stunting merupakan sebuah langkah penting yang dilakukan Pemkot Tangerang untuk memastikan integrasi intervensi penurunan stunting secara bersama-sama," kata dia.
Baca juga: Pemkot Tangerang perkirakan pendapatan daerah 2024 Rp4,74 triliun
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinkes Kota Tangerang Mugiya Wardhany mengimbau kepada orang tua untuk membawa anaknya ke posyandu terdekat untuk dilakukan pemeriksaan stunting maupun TBC. Sebab, jika ditemukan indikasi stunting bisa segera ditangani.
"Pemkot Tangerang memastikan pada Juni ini, 100 persen anak di Kota Tangerang datang ke posyandu untuk diukur pertumbuhannya dari berat badan, panjang atau tinggi badan," paparnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Jamaluddin menjelaskan Dinas Pendidikan bersama Korwil Pendidikan 13 kecamatan tengah memasifkan sosialisasi dan edukasi terkait stunting, dimana pencegahan yang dilakukan dari lingkungan sekolah.
“Mulai dari mewajibkan program Sekolah Sehat di seluruh sekolah, memasifkan imunisasi pelajar, PHBS, hingga Kantin Sehat dan lainnya. Oleh karena itu, sosialisasi cegah stunting sebelum genting ini akan berlangsung di 13 kecamatan, dengan rangkaian kegiatan yang variatif,” kata dia.
Tren prevalensi stunting pada balita di Kota Tangerang mengalami penurunan dari 2018, di angka 19,1 persen menjadi 11,8 persen di 2022.
Kenaikan terjadi pada 2023, dengan angka 17,6 persen, meskipun masih di bawah angka Provinsi Banten, yaitu 24 persen dan nasional di 21,5 persen.
Baca juga: Pegawai OPD Pemkot Tangerang dicek kesehatan penyakit tidak menular
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024