Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten meminta semua pihak agar siap siaga bencana dan menjadikannya sebagai budaya yang mengakar dan bentuk ketangguhan masyarakat.
“Mari kita libatkan sebanyak-banyaknya partisipasi masyarakat dan komponen pentahelix mulai dari komunitas, aparat desa/kelurahan, kabupaten/kota hingga provinsi,” kata Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah Provinsi Banten Virgojanti, di Serang, Sabtu.
Dengan demikian, menurut dia, kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana bisa menjadi budaya.
Ia mengatakan, Pemprov Banten melaksanakan program kesiapsiagaan bencana secara rutin dan terencana melalui BPBD Provinsi Banten.
“Provinsi Banten termasuk wilayah rawan bencana. Dari 15 jenis bencana, hampir semuanya ada di Provinsi Banten,” kata Virgojanti.
Baca juga: Hujan lebat, ratusan rumah di Lebak terendam banjir
Menurut dia, kesiapsiagaan masyarakat berbasis komunitas menjadi utama.
“Selama 24 jam kita harus siap,” katanya.
Virgojanti mengatakan, dalam penanggulangan bencana diperlukan adanya kolaborasi sehingga dalam Apel Kesiapsiagaan Bencana juga dihadirkan berbagai elemen pemangku kepentingan penanggulangan bencana.
“Menjadi komitmen kita bersama dalam upaya menyelamatkan warga yang ada di Provinsi Banten,” katanya.
Virgojanti mengimbau masyarakat untuk senantiasa berhati-hati dan mengenali potensi dan siaga bencana yang ada di wilayahnya. Ia juga mengajak masyarakat untuk menjaga dan melakukan konservasi alam.
“Apabila melakukan kegiatan aktivitas pertambangan lakukan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan kaidah-kaidah tata kelola lingkungan,” katanya.
Baca juga: 216 rumah di Lebak terdampak luapan Sungai Cisimeut
Ia juga meminta masyarakat agar tidak merusak rambu-rambu evakuasi bencana yang telah dipasang di sejumlah titik rawan bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten Nana Suryana menegaskan pihaknya senantiasa siap siaga, tidak perlu menunggu terjadi bencana. Pihaknya juga melakukan kolaborasi, koordinasi, dan komunikasi dengan media massa terkait dengan mitigasi bencana. Informasi-informasi awal tentang pencegahan bencana melalui teman-teman media sehingga masyarakat paham dan mengetahui apa potensi dan penanggulangan bencana di wilayahnya.
Nana juga mengatakan hingga saat ini koordinasi kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana di Provinsi Banten berjalan dengan baik.
“Koordinasi berjalan baik antara pemerintah provinsi dengan BPBD kabupaten/kota, juga instansi terkait lainnya seperti TNI, Polri, dan unsur relawan kebencanaan,” katanya.
Baca juga: SAR Jakarta tingkatkan kolaborasi atasi kecelakaan penerbangan
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
“Mari kita libatkan sebanyak-banyaknya partisipasi masyarakat dan komponen pentahelix mulai dari komunitas, aparat desa/kelurahan, kabupaten/kota hingga provinsi,” kata Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah Provinsi Banten Virgojanti, di Serang, Sabtu.
Dengan demikian, menurut dia, kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana bisa menjadi budaya.
Ia mengatakan, Pemprov Banten melaksanakan program kesiapsiagaan bencana secara rutin dan terencana melalui BPBD Provinsi Banten.
“Provinsi Banten termasuk wilayah rawan bencana. Dari 15 jenis bencana, hampir semuanya ada di Provinsi Banten,” kata Virgojanti.
Baca juga: Hujan lebat, ratusan rumah di Lebak terendam banjir
Menurut dia, kesiapsiagaan masyarakat berbasis komunitas menjadi utama.
“Selama 24 jam kita harus siap,” katanya.
Virgojanti mengatakan, dalam penanggulangan bencana diperlukan adanya kolaborasi sehingga dalam Apel Kesiapsiagaan Bencana juga dihadirkan berbagai elemen pemangku kepentingan penanggulangan bencana.
“Menjadi komitmen kita bersama dalam upaya menyelamatkan warga yang ada di Provinsi Banten,” katanya.
Virgojanti mengimbau masyarakat untuk senantiasa berhati-hati dan mengenali potensi dan siaga bencana yang ada di wilayahnya. Ia juga mengajak masyarakat untuk menjaga dan melakukan konservasi alam.
“Apabila melakukan kegiatan aktivitas pertambangan lakukan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan kaidah-kaidah tata kelola lingkungan,” katanya.
Baca juga: 216 rumah di Lebak terdampak luapan Sungai Cisimeut
Ia juga meminta masyarakat agar tidak merusak rambu-rambu evakuasi bencana yang telah dipasang di sejumlah titik rawan bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten Nana Suryana menegaskan pihaknya senantiasa siap siaga, tidak perlu menunggu terjadi bencana. Pihaknya juga melakukan kolaborasi, koordinasi, dan komunikasi dengan media massa terkait dengan mitigasi bencana. Informasi-informasi awal tentang pencegahan bencana melalui teman-teman media sehingga masyarakat paham dan mengetahui apa potensi dan penanggulangan bencana di wilayahnya.
Nana juga mengatakan hingga saat ini koordinasi kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana di Provinsi Banten berjalan dengan baik.
“Koordinasi berjalan baik antara pemerintah provinsi dengan BPBD kabupaten/kota, juga instansi terkait lainnya seperti TNI, Polri, dan unsur relawan kebencanaan,” katanya.
Baca juga: SAR Jakarta tingkatkan kolaborasi atasi kecelakaan penerbangan
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024