Penjabat (Pj) Wali Kota Tangerang Nurdin mengajak masyarakat mengurangi buang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Rawa Kucing yang semakin terbatas, dengan menerapkan pengelolaan sampah di lingkungan.
"Kapasitas tempat pembuangan yang semakin lama semakin terbatas tentunya diperlukan tata kelola alternatif, salah satunya dengan upaya mereduksi volume sampah dari sumbernya," kata Nurdin di Tangerang, Jum'at.
Ia mengatakan permasalahan sampah masih menjadi persoalan yang perlu mendapatkan perhatian serius bagi semua pihak. Tak terkecuali di Kota Tangerang yang volume sampahnya mencapai 1.500 ton per harinya.
Untuk itu Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menyiapkan skema Pengelolaan Sampah Terpadu sebagai salah satu solusi permasalahan sampah di kota itu.
Baca juga: Akhir pekan ini, wisata Kano Kota Tangerang kembali beroperasi
Secara tradisional, kata dia, selama ini pengelolaan sampah sudah dilakukan dengan mengumpulkan pada titik-titik tertentu ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS), untuk kemudian diangkut ke TPA Rawa Kucing.
"Konsep zero waste mulai dari reduce, reuse dan recycle harus dapat dimulai dari rumah tangga. Untuk itu perlu dimasifkan, selain melalui edukasi juga harus ditunjang dengan program yang dapat memberikan value berupa nilai ekonomis dan ekologis," katanya.
Ia mencontohkan pengelolaan sampah di Kampung Gemas Implan maupun Kampung Grenpul. Masyarakat perlu didorong agar dapat lebih menggiatkan koperasi dan diintegrasikan dengan bank sampah serta pemanfaatan teknologi dan aplikasi.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat agar lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan dengan mengurangi dan memilah sampah rumah tangga.
"Mind set-nya harus diubah, bukan lagi membuang sampah pada tempatnya, tetapi menyimpannya di tempat yang sesuai dengan kategorinya, untuk nanti dikumpulkan petugas menjadi produk-produk bernilai ekonomis atau menghasilkan uang, serta bernilai ekologis atau bermanfaat bagi keberlangsungan ekosistem di lingkungan kita," katanya.
Baca juga: Pemkot Tangerang gelar pelayanan KB di seluruh faskes
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
"Kapasitas tempat pembuangan yang semakin lama semakin terbatas tentunya diperlukan tata kelola alternatif, salah satunya dengan upaya mereduksi volume sampah dari sumbernya," kata Nurdin di Tangerang, Jum'at.
Ia mengatakan permasalahan sampah masih menjadi persoalan yang perlu mendapatkan perhatian serius bagi semua pihak. Tak terkecuali di Kota Tangerang yang volume sampahnya mencapai 1.500 ton per harinya.
Untuk itu Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menyiapkan skema Pengelolaan Sampah Terpadu sebagai salah satu solusi permasalahan sampah di kota itu.
Baca juga: Akhir pekan ini, wisata Kano Kota Tangerang kembali beroperasi
Secara tradisional, kata dia, selama ini pengelolaan sampah sudah dilakukan dengan mengumpulkan pada titik-titik tertentu ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS), untuk kemudian diangkut ke TPA Rawa Kucing.
"Konsep zero waste mulai dari reduce, reuse dan recycle harus dapat dimulai dari rumah tangga. Untuk itu perlu dimasifkan, selain melalui edukasi juga harus ditunjang dengan program yang dapat memberikan value berupa nilai ekonomis dan ekologis," katanya.
Ia mencontohkan pengelolaan sampah di Kampung Gemas Implan maupun Kampung Grenpul. Masyarakat perlu didorong agar dapat lebih menggiatkan koperasi dan diintegrasikan dengan bank sampah serta pemanfaatan teknologi dan aplikasi.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat agar lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan dengan mengurangi dan memilah sampah rumah tangga.
"Mind set-nya harus diubah, bukan lagi membuang sampah pada tempatnya, tetapi menyimpannya di tempat yang sesuai dengan kategorinya, untuk nanti dikumpulkan petugas menjadi produk-produk bernilai ekonomis atau menghasilkan uang, serta bernilai ekologis atau bermanfaat bagi keberlangsungan ekosistem di lingkungan kita," katanya.
Baca juga: Pemkot Tangerang gelar pelayanan KB di seluruh faskes
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024