Depok (Antara News) - Direktur Marketing Pesona Square, Muchsin Alatas mengatakan, pengembangan properti di kota Depok sudah sewajarnya memberikan dukungan untuk superblok sebagai solusi mengatasi kemacetan di kota Depok.

"Konsep superblok biasanya mengintegrasikan hunian dan  komersial dalam satu kawasan, sehingga penghuni tidak perlu ke luar kawaan untuk berkerja maupun memenuhi kebutuhan sehari-harinya," kata Muchsin saat dihubungi, Rabu.

Menurut dia, hal ini sejalan dengan  kebijakan pemerintah kota Depok untuk membangun infrastruktur jalan seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk.

"Harus diakui kalau selama ini pertumbuhan kapasitas jalan di kota Depok masih kalah dengan pertumbuhan volume penduduk dan kendaraan. Sehingga kemacetan lalu lintas seringkali menghiasi kota Depok terutama di jalan-jalan utama seperti Juanda dan Margonda," ujar dia.

Muchsin mengatakan, apabila pembangunan tol Cinere-Jagorawi, tol Depok-Antasari dapat dirampungkan maka dapat mengurangi secara signifikan kemacetan di kota Depok, apalagi Pemkot Depok juga tengah menyiapkan sejumlah solusi untuk mengatasi kemacetan di Kota Depok.

Pemerintah Kota Depok berencana membangun flyover atau jalan layang tiga tingkat antara Margonda, Dewi Sartika dan Siliwangi (Markaswangi) sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kemacetan diwilayah tersebut.

Menurut Kepala Bapeda Kota Depok, Hardiono, saat ini pihaknya tengah menyelesaikan Detail Engineering Design (DED) diharapkan dapat segera dirampungkan untuk selanjutnya diserahkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mendapat dukungan.

Hardiono memperkirakan anggaran untuk membangun jalan layang tersebut mencapai lebih dari Rp1 triliun.

Menurut dia di Depok jalan utama yang berlintasan dengan rel KA adalah jalan Arif Rahman Hakim, jalan Dewi Sartika, dan jalan Raya Citayam.

Jalan Arif Rahman Hakim telah mengadopsi konsep persimpangan tidak sebidang melalui pembangunan jalan layang di tahun 2006.

Pemerintah Kota Depok saat ini sedang menyiapkan perencanaan untuk membangun jalan layang di Jl Dewi Sartika, ujar dia.

Jalan layang bertingkat ini diproyeksikan dapat mengurangi kemacetan pada simpang Margonda Siliwangi  Kartini, menghilangkan persilangan dengan rel KA Jakarta-Bogor yang sekaligus meniadakan antrian kendaraan akibat buka/tutup perlintasan KA, mengurangi kemacetan pada simpang Sengon (Nusantara Raya Sawangan  Dewi Sartika  Pitara), dan mengurangi kemacetan pada simpang Raya Sawangan Tanah Baru.

Karena itulah lanjut dia jalan layang yang pada tahun ini sedang disusun rencana detailnya dengan melibatkan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum diharapkan dapat menjadi jawaban untuk keamanan dan kenyamanan perjalanan melintasi jalur tersebut.

Sementera itu Kepala Bidang Jalan dan Lingkungan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Pemkot Depok, Hardiman mengatakan, untuk proses Detail Enggering Disain (DED) sendiri membutuhkan anggaran sebesar Rp350 juta.

Hardiman juga mengutarakan, ada lima lokasi pembebasan lahan untuk proyek pelebaran jalan pada tahun ini, yakni Jalan Raya Cinere senilai Rp 10 miliar, Gang Nangka di Jalan Raya Bogor awalnya Rp 6,4 miliar kemudian ditambah Rp 20 miliar, Jalan Adi karya Rp 5,4 miliar, Jalan Raden Saleh Rp 6,4 miliar, dan Jalan Kemakmuran Rp 5,6 miliar.

"Memang butuh waktu yang panjang, kami menargetkan lima tahun akan selesai baik pembebasan lahan dan juga pembangunan fisiknya," jelas Hardiman.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017