Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menargetkan angka tanam padi sawah sepanjang Januari 2024 mencapai 3.743 hektare guna memenuhi ketersediaan pangan lokal sekaligus peningkatan ekonomi petani.
"Kita mengimbau petani yang terdapat ketersediaan pasokan air dari irigasi maupun pompa air agar melakukan gerakan tanam, terlebih curah hujan saat ini meningkat," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Banten, Senin.
Pemerintah Kabupaten Lebak telah berkomitmen menjadi lumbung pangan di Provinsi Banten dengan angka tanam mencapai 120 ribu hektare dan indeks pertanaman 2,5 kali musim tanam per tahun, sehingga mampu berproduksi 600 ribu ton lebih gabah.
Produksi pangan itu selain bisa memenuhi ketersediaan konsumsi beras masyarakat setempat dengan penduduk 1,4 juta jiwa, juga akan dipasok ke luar daerah, seperti Bogor, Tangerang, Jakarta, hingga Lampung.
Baca juga: Stok beras di Bulog Lebak-Pandeglang sebanyak 5.000 ton
Deni juga mengatakan pihaknya mengapresiasi petani telah menerapkan teknologi mulai pengelolaan tanam, benih bersertifikasi, penggunaan pupuk hingga penanganan pascapanen.
Sekitar 90 persen petani juga sudah menerapkan sistem tanam baris jejar legowo, sehingga produktivitas bisa mencapai 7-8 ton per hektare.
"Saya kira jika produktivitas 8 ton dan harga gabah Rp5.000/kilogram, maka total pendapatan Rp40 juta. Dari Rp40 juta itu dipotong biaya produksi Rp10 juta, sehingga petani bisa meraup keuntungan Rp30 juta per hektare per musim panen," katanya menjelaskan.
Baca juga: Pemkab Lebak catat produksi palawija pada 2023 tembus 24.519 ton
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Sukabungah, Desa Tambakbaya, Kabupaten Lebak, Ruhiana mengatakan sebagian petani sudah melakukan gerakan tanam seluas 50 hektare.
"Pada Februari 2024, gerakan tanam akan seluas 100 hektare, karena berdasarkan laporan BMKG, pada bulan itu curah hujan cukup," katanya.
Saat ini, areal persawahan di wilayahnya masih berpola tadah hujan dan belum tersentuh pembangunan infrastruktur, sehingga petani menanam jika musim penghujan.
"Setiap bulan, kami bisa memproduksi beras sekitar 30 ribu ton dengan anggota 120 petani dan setiap hektare petani bisa menghasilkan keuntungan bersih Rp25 juta-Rp30 juta per hektare," kata Ruhiana.
Baca juga: BPBD Lebak ingatkan warga waspadai curah hujan tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
"Kita mengimbau petani yang terdapat ketersediaan pasokan air dari irigasi maupun pompa air agar melakukan gerakan tanam, terlebih curah hujan saat ini meningkat," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Banten, Senin.
Pemerintah Kabupaten Lebak telah berkomitmen menjadi lumbung pangan di Provinsi Banten dengan angka tanam mencapai 120 ribu hektare dan indeks pertanaman 2,5 kali musim tanam per tahun, sehingga mampu berproduksi 600 ribu ton lebih gabah.
Produksi pangan itu selain bisa memenuhi ketersediaan konsumsi beras masyarakat setempat dengan penduduk 1,4 juta jiwa, juga akan dipasok ke luar daerah, seperti Bogor, Tangerang, Jakarta, hingga Lampung.
Baca juga: Stok beras di Bulog Lebak-Pandeglang sebanyak 5.000 ton
Deni juga mengatakan pihaknya mengapresiasi petani telah menerapkan teknologi mulai pengelolaan tanam, benih bersertifikasi, penggunaan pupuk hingga penanganan pascapanen.
Sekitar 90 persen petani juga sudah menerapkan sistem tanam baris jejar legowo, sehingga produktivitas bisa mencapai 7-8 ton per hektare.
"Saya kira jika produktivitas 8 ton dan harga gabah Rp5.000/kilogram, maka total pendapatan Rp40 juta. Dari Rp40 juta itu dipotong biaya produksi Rp10 juta, sehingga petani bisa meraup keuntungan Rp30 juta per hektare per musim panen," katanya menjelaskan.
Baca juga: Pemkab Lebak catat produksi palawija pada 2023 tembus 24.519 ton
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Sukabungah, Desa Tambakbaya, Kabupaten Lebak, Ruhiana mengatakan sebagian petani sudah melakukan gerakan tanam seluas 50 hektare.
"Pada Februari 2024, gerakan tanam akan seluas 100 hektare, karena berdasarkan laporan BMKG, pada bulan itu curah hujan cukup," katanya.
Saat ini, areal persawahan di wilayahnya masih berpola tadah hujan dan belum tersentuh pembangunan infrastruktur, sehingga petani menanam jika musim penghujan.
"Setiap bulan, kami bisa memproduksi beras sekitar 30 ribu ton dengan anggota 120 petani dan setiap hektare petani bisa menghasilkan keuntungan bersih Rp25 juta-Rp30 juta per hektare," kata Ruhiana.
Baca juga: BPBD Lebak ingatkan warga waspadai curah hujan tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024