Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, mencatat produksi palawija di daerah itu sepanjang pada 2023 menembus 24.519 ton.
 
"Produksi palawija itu menambah perputaran uang bagi petani hingga miliaran rupiah," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Banten, Minggu.
 
Menurut dia, produksi palawija menjadi andalan petani Kabupaten Lebak, selain dari pertanian pangan padi.
 
Para petani palawija mengembangkan tanaman tersebut di lahan darat, baik milik sendiri, lahan milik BUMN, seperti Perum Perhutani di Kecamatan Gunung Kencana.
 
Selain itu di lahan perusahaan swasta milik pengembang perumahan di antaranya di Kecamatan Maja dan Curugbitung.

Baca juga: Produksi palawija Januari-November 2023 di Lebak tembus 22.857 ton
 
Pengembangan palawija di lahan itu untuk memanfaatkan lahan yang tidak produktif, karena belum dimanfaatkan oleh perusahaan tersebut.
 
Namun, kebanyakan mereka petani menjalin kerja sama dengan perusahaan dan sistemnya sewa maupun bagi hasil.
 
Selama ini, produksi palawija di Kabupaten Lebak menyumbangkan ketersediaan pangan untuk wilayah Tangerang dan DKI Jakarta.
 
Tanaman palawija yang dikembangkan petani terdapat enam komoditas yaitu jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, singkong dan ubi jalar.

Baca juga: Produksi palawija di Kabupaten Lebak capai 37.047 ton
 
Produksi palawija pada 2023 menembus sebanyak 24.519 ton terbagi atas jagung sebanyak 4.449 ton, kedelai 474 ton, kacang hijau 13 ton, singkong 17. 342 ton dan ubi jalar 2. 242 ton.
 
"Kami minta petani terus meningkatkan produksi dan produktivitas palawija, karena permintaan pasar cenderung meningkat, termasuk Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang," katanya.
 
Deni mengatakan selama ini, produksi palawija mampu menumbuhkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan diproduksi aneka kerajinan makanan camilan, seperti keripik pisang, keripik singkong, keripik ubi jalar, krispy, kerupuk, bolu dan lainnya.
 
Selain itu produksi palawija bisa dijadikan makanan alternatif yang memiliki aneka ragam rasa dan variasi sehingga dapat menggantikan ketergantungan kepada beras.
 
"Kami mengapresiasi kebutuhan bahan baku bagi pelaku UMKM itu untuk produksi aneka kerajinan masih dipenuhi oleh petani lokal," kata Deni.
 
Sementara itu, Nurman (55) seorang petani Kecamatan Maja Kabupaten Lebak mengaku telah panen singkong di lahan seluas dua hektare dengan produksi 30 ton dengan harga Rp4.000/kilogram, sehingga bisa menghasilkan pendapatan Rp120 juta.
 
"Ekonomi keluarga kami terbantu dari pertanian palawija sejak delapan tahun terakhir ini," katanya.

Baca juga: Andika Hazrumy dorong optimalisasi budidaya palawija di Kabupaten Serang

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024