Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang, Provinsi Banten terus menggulirkan program gerakan tanam pangan cepat panen (Gercep) ke masyarakat di daerahnya itu sebagai upaya membentuk ketahanan pangan dan pengendalian inflasi.

Kepala DPKP Kabupaten Tangerang Asep Jatnika di Tangerang, Kamis menuturkan gerakan tanam pangan cepat itu telah disosialisasikan ke ASN serta masyarakat melalui Surat Edaran Pj. Bupati Tangerang.

"Program ini akan kita laksanakan dengan seluruh lapisan masyarakat, di 100 desa pada 29 kecamatan," katanya.

Ia menjelaskan, dalam pelaksanaan program tersebut, nantinya setiap kecamatan diminta menyiapkan 1.000 meter lahan guna menanam cabai.

Baca juga: 4.154 unit PJU program Tangerang Benderang terpasang

Selain itu, aparatur wilayah di setiap kecamatan dapat memberikan pengenalan tentang pertanian ke sekolah-sekolah sebagai menciptakan generasi 'melek' pertanian.

"Sehingga kesulitan akan cabe rawit akan teratasi. Mudah-mudahan ini dapat terlaksana dengan baik, dan keberadaan program pertanian bisa dirasakan masyarakat," terangnya.

Kemudian, pihaknya juga akan menjalankan program Santri Tani Milenial. Program ini dilakukan untuk mendorong para santri berkontribusi dalam peningkatan produksi pertanian melalui rangkaian edukasi dan pelatihan.

"Jadi ada 10 pesantren yang kita bina, 2 pengelola dan 1 petani untuk bisa mengembangkan pertanian di daerahnya," paparnya.

Di luar itu, pihaknya juga akan melakukan pembinaan ke para petani milenial sebagai generasi penyelamat ketahanan pangan di Kabupaten Tangerang. Dengan begitu, program Tangerang Mandiri Tahan Pangan (MANTAP) dapat terwujud.

"Jadi tidak hanya mengandalkan petani yang sepuh, tapi harus ada regenerasi, mudah-mudahan ini bisa terlaksana tahun ini," terang dia.

Baca juga: Tingkatkan pelayanan, Imigrasi tambah 78 "autogate" di Bandara Soetta

Selain itu, ia juga akan mendorong Pusat Kawasan Agropolitan (Puskagro) Sepatan agar berfungsi optimal. Dan Puskagro ini dapat menampung hasil pertanian di seluruh kawasan Tangerang dan dapat menjaga kestabilan harga.

Asep juga menambahkan, meski saat ini lahan Tangerang terbatas, pihaknya akan memaksimalkan agar potensi pertanian terus meningkat. Salah satu upayanya adalah memberdayakan lahan tidur serta lahan pekarangan di halaman rumah.

"Kami tetap akan maksimalkan bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan lahan-lahan yang ada di pekarangan rumah bisa menjadi potensi untuk mengembangkan tanaman-tanaman hortikultura," ujarnya.

Menurut dia, saat ini dampak besar terhadap inflasi adalah komponen volatile goods yaitu komoditas strategis yang memiliki harga fluktuatif yaitu cabai sebagai salah satu komoditas hortikultura.

Berdasarkan analisis fluktuasi harga cabai rawit periode 2021-2023 yang dilaksanakan oleh petugas DPKP Kabupaten Tangerang, secara umum kenaikan harga terjadi di awal dan akhir tahun dan mengalami penurunan/harga normal di pertengahan tahun.


Baca juga: Volume sampah di Kabupaten Tangerang meningkat 30 persen

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024