Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Kota Tangerang melakukan sejumlah langkah penanganan terkait kenaikan harga pangan akibat musim kemarau di antaranya mengoperasikan Mobil Pasar Keliling Si Jampang hingga ke tingkat rukun tetangga/rukun warga (RT/RW).
"Sebelumnya Si Jampang hanya keliling titik bazar, kecamatan atau kelurahan. Kini hingga ke tingkat RT atau RW, melalui permohonan kelurahan atau kelompok masyarakat," kata Direktur Perumda Pasar Kota Tangerang, Titien Mulyani di Kota Tangerang, Banten, Jumat.
Mobil Pasar Keliling Si Jampang menjual bahan pangan dengan harga murah dibandingkan yang harga di pasar. Komoditas tersebut dibawa menggunakan mobil terbuka dan berhenti di lokasi pemukiman warga.
Baca juga: Penyaluran air bersih di Tangerang dari IPA Sitanala Agustus 2024
Langkah lain yang dilakukan Perumda Pasar Kota Tangerang adalah monitoring, mencatat dan menginformasikan perkembangan harga pangan setiap harinya.
Kemudian melaksanakan kegiatan bazar sembako bersama Disperindagkop UKM dan DKP Kota Tangerang, atau lembaga dan instansi lainnya serta pasar lingkungan.
"Kenaikan harga bahan pangan akan melandai beberapa waktu ke depan, dengan mulai masuknya musim hujan,” katanya.
Baca juga: PKK Pinang Tangerang lakukan pendampingan balita atasi stunting
Sementara itu terkait harga pangan di pasaran, Titien menuturkan komoditas pangan yang naik cukup signifikan ialah cabai dan bawang.
Kenaikan cukup tinggi pada cabai rawit merah yang harga normalnya di angka Rp50 ribu per kilogram, kini naik di angka Rp80 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram.
Selain itu, kenaikan juga terjadi pada bawang merah dari semula harga terendah Rp25 ribu, saat ini naik di angka Rp35 ribu per kilogram.
Kenaikan harga pangan juga terjadi pada bawang putih dengan kenaikan di angka Rp5 ribu hingga Rp10 ribu per kilogram. Sedangkan pada minyak goreng, telur dan daging masih terpantau stabil di sejumlah pasar di Kota Tangerang.
“Berapa penyebab kenaikan harga pangan ialah, faktor iklim dan Harga pupuk mahal. Sedangkan kenaikan harga beras yang masih tinggi sampai saat ini, juga dikarenakan kenaikan harga gabah dan jumlah produksi beras yang berkurang,” katanya.
Baca juga: Pemkot Tangerang resmi cabut status darurat kebakaran TPA Rawa Kucing
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
"Sebelumnya Si Jampang hanya keliling titik bazar, kecamatan atau kelurahan. Kini hingga ke tingkat RT atau RW, melalui permohonan kelurahan atau kelompok masyarakat," kata Direktur Perumda Pasar Kota Tangerang, Titien Mulyani di Kota Tangerang, Banten, Jumat.
Mobil Pasar Keliling Si Jampang menjual bahan pangan dengan harga murah dibandingkan yang harga di pasar. Komoditas tersebut dibawa menggunakan mobil terbuka dan berhenti di lokasi pemukiman warga.
Baca juga: Penyaluran air bersih di Tangerang dari IPA Sitanala Agustus 2024
Langkah lain yang dilakukan Perumda Pasar Kota Tangerang adalah monitoring, mencatat dan menginformasikan perkembangan harga pangan setiap harinya.
Kemudian melaksanakan kegiatan bazar sembako bersama Disperindagkop UKM dan DKP Kota Tangerang, atau lembaga dan instansi lainnya serta pasar lingkungan.
"Kenaikan harga bahan pangan akan melandai beberapa waktu ke depan, dengan mulai masuknya musim hujan,” katanya.
Baca juga: PKK Pinang Tangerang lakukan pendampingan balita atasi stunting
Sementara itu terkait harga pangan di pasaran, Titien menuturkan komoditas pangan yang naik cukup signifikan ialah cabai dan bawang.
Kenaikan cukup tinggi pada cabai rawit merah yang harga normalnya di angka Rp50 ribu per kilogram, kini naik di angka Rp80 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram.
Selain itu, kenaikan juga terjadi pada bawang merah dari semula harga terendah Rp25 ribu, saat ini naik di angka Rp35 ribu per kilogram.
Kenaikan harga pangan juga terjadi pada bawang putih dengan kenaikan di angka Rp5 ribu hingga Rp10 ribu per kilogram. Sedangkan pada minyak goreng, telur dan daging masih terpantau stabil di sejumlah pasar di Kota Tangerang.
“Berapa penyebab kenaikan harga pangan ialah, faktor iklim dan Harga pupuk mahal. Sedangkan kenaikan harga beras yang masih tinggi sampai saat ini, juga dikarenakan kenaikan harga gabah dan jumlah produksi beras yang berkurang,” katanya.
Baca juga: Pemkot Tangerang resmi cabut status darurat kebakaran TPA Rawa Kucing
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023