PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta) Tangerang, Banten, melaksanakan latihan penanggulangan keadaan darurat parsial dengan mengevakuasi pesawat yang mengalami kecelakaan.

Senior Manager of Branch Communication & Legal Bandara Soetta, Holik Muardi, di Tangerang, Selasa, mengatakan latihan parsial bertujuan meningkatkan keterampilan personel serta menguji kehandalan sarana dan prasarana penunjang, termasuk instansi lainnya di sekitar bandara.

"Dimana ini adalah satu latihan penanggulangan keadaan darurat untuk mengevaluasi, dokumen, kompetensi, dan juga prosedur yang ada di Bandara Soekarno-Hatta dalam rangka menangani incident maupun accident yang ada di Bandara Soekarno-Hatta," jelasnya.

Baca juga: KKP perketat pengawasan penumpang di Bandara Soekarno Hatta

Menurutnya, latihan penanggulangan keadaan darurat parsial tersebut merupakan agenda rutin sebelum terjadinya Table Top Exercise, dengan melibatkan seluruh stakeholder, termasuk  Avsec, PK-PPK (Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran), maskapai, AirNav, SAR, dan TNI-Polri.

"Ini kita lakukan untuk mengasah keterampilan teman-teman di PK-PPK dan juga instansi lainnya tentunya dan juga menyesuaikan prosedur yang ada karena kita harus mengupdate AEB (Airport Emergency Procedure) keadaan- keadaan yang kemungkinan terjadi di Bandara Soekarno-Hatta," ujarnya.

Dalam simulasi latihan tersebut, lanjutnya, dilakukan kegiatan evakuasi terhadap pesawat Boeing 777-400, nomor registrasi PK-PAS rute Medan menuju Jakarta dengan skenario pesawat itu mengalami masalah pada sistem hidrolik (landing gear tidak keluar) dan mendarat darurat sehingga pesawat mengalami over run sejauh 50 meter dari ujung landasan pacu 07 L.

Kemudian di latihan lapangan itu ditangani oleh tim Aircraft Removal Squad (ARS) dengan kurun waktu lebih kurang dari satu jam setengah untuk kembali mengevakuasinya hingga ke landasan.

Baca juga: Tim gabungan ungkap penyelundupan narkotika jaringan internasional

Pada latihan tersebut juga dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk kegiatan latihan penanggulangan keadaan darurat skala besar pada tahun 2023.

"Partial exercise ini bagian kecil untuk menyempurnakan. Skenario besarnya adalah Penanganan Keadaan Darurat (PKD) yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Namun, di sela waktu itu kami melakukan partial exercise untuk menyempurnakan hal-hal yang terjadi guna menanggulangi keadaan darurat baik itu dikarenakan incident maupun accident," ungkapnya.

Ia mengatakan ARS merupakan satu satunya tim khusus evakuasi atau penyelamat yang dimiliki bandara di Indonesia. "Jadi memang tim ini sudah disiapkan untuk penyelamatan yang ditetapkan oleh Direksi AP II. Tim ini baru dibentuk hanya di Bandara Soetta saja, diperkuat oleh personel sebanyak 40 orang dengan kemampuan khusus," pungkas Holik Muardi.

Baca juga: AP II dirikan posko tanggap darurat di TPA Rawa Kucing
 

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023