Ketua Gabungan Alat Industri Mobil dan Motor (GIAMM) Hamdhani D. Salim melalui keterangan resminya yang diterima pada Minggu, meminta industri komponen otomotif nasional meningkatkan daya saing dalam menghadapi era elektrifikasi.
“Kami terus melakukan pelatihan untuk menghadapi era elektrifikasi. Sumber daya manusia (SDM) industri komponen dalam negeri siap menghadapi era kendaraan listrik,” kata nya.
Menurut Hamdhani, saat ini industri komponen terbagi menjadi tiga. Pertama, komponen yang masih dipakai di kendaraan listrik, seperti bearing, ban dan bodi.
“Kedua, komponen yang tidak terpakai lagi seperti knalpot dan bagian mesin. Dan ketiga, komponen di antara keduanya seperti rem dan rem mobil bensin berbeda dengan mobil listrik,” jelas nya.
Baca juga: Transisi ke kendaraan elektrifikasi, butuh tiga pilar turunkan emisi
Lebih lanjut, peralihan Indonesia menuju era kendaraan listrik merupakan satu tantangan yang besar. Era kendaraan listrik adalah sesuatu yang baru sehingga industri terkait juga harus melakukan penyesuaian.
"Dari sisi industri komponen, nantinya akan ada komponen otomotif yang tidak terpakai, tetap terpakai, dan komponen terpakai namun harus ada penyesuaian kembali. Komponen otomotif yang paling terdampak dari peralihan elektrifikasi ini adalah mesin, transmisi, oli supply, termasuk tangki bensin dan sistem exhaust valve,” ujarnya.
Adapun komponen rem, sistem elektronik, drive train, AC dan kompresor hingga ban masih akan tetap digunakan untuk kendaraan berbasis listrik.
Hamdani mengimbau seluruh perusahaan industri komponen otomotif yang tidak terpakai agar mempersiapkan diri untuk memasuki era kendaraan listrik.
Indonesia ditargetkan bisa menurunkan emisi atau gas buang sebanyak 29 persen pada 2030, yang fokusnya ke industri transportasi. Berbagai program, regulasi, dan insentif fiskal telah disiapkan untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor hub kendaraan listrik.
Baca juga: Pemerintah apresiasi rencana Toyota bangun pabrik baterai di Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
“Kami terus melakukan pelatihan untuk menghadapi era elektrifikasi. Sumber daya manusia (SDM) industri komponen dalam negeri siap menghadapi era kendaraan listrik,” kata nya.
Menurut Hamdhani, saat ini industri komponen terbagi menjadi tiga. Pertama, komponen yang masih dipakai di kendaraan listrik, seperti bearing, ban dan bodi.
“Kedua, komponen yang tidak terpakai lagi seperti knalpot dan bagian mesin. Dan ketiga, komponen di antara keduanya seperti rem dan rem mobil bensin berbeda dengan mobil listrik,” jelas nya.
Baca juga: Transisi ke kendaraan elektrifikasi, butuh tiga pilar turunkan emisi
Lebih lanjut, peralihan Indonesia menuju era kendaraan listrik merupakan satu tantangan yang besar. Era kendaraan listrik adalah sesuatu yang baru sehingga industri terkait juga harus melakukan penyesuaian.
"Dari sisi industri komponen, nantinya akan ada komponen otomotif yang tidak terpakai, tetap terpakai, dan komponen terpakai namun harus ada penyesuaian kembali. Komponen otomotif yang paling terdampak dari peralihan elektrifikasi ini adalah mesin, transmisi, oli supply, termasuk tangki bensin dan sistem exhaust valve,” ujarnya.
Adapun komponen rem, sistem elektronik, drive train, AC dan kompresor hingga ban masih akan tetap digunakan untuk kendaraan berbasis listrik.
Hamdani mengimbau seluruh perusahaan industri komponen otomotif yang tidak terpakai agar mempersiapkan diri untuk memasuki era kendaraan listrik.
Indonesia ditargetkan bisa menurunkan emisi atau gas buang sebanyak 29 persen pada 2030, yang fokusnya ke industri transportasi. Berbagai program, regulasi, dan insentif fiskal telah disiapkan untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor hub kendaraan listrik.
Baca juga: Pemerintah apresiasi rencana Toyota bangun pabrik baterai di Indonesia
Editor : Bayu Kuncahyo
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023