Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 9 dan 10 Ultra Super Critical 2x1.000 MW Suralaya, Cilegon, Banten diklaim menjadi satu-satunya proyek PLTU yang ramah lingkungan dalam pengoperasiannya.

Hal itu disampaikan Deputi General Manager Indo Raya Tenaga Kardi Bin Kasiran yang juga Special Purpose Company (SPC) PLTU 9 dan 10 usai menjadi inspektur upacara peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI di halaman Site Office PT Indo Raya Tenaga, Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Kamis.

Kardi menjelaskan, PLTU 9 dan 10 batubara ini sudah menggunakan sistem teknologi canggih untuk meminimalkan pencemaran lingkungan udara sekitar yang dihasilkan dari beroperasinya pembangkit tersebut.

Baca juga: HUT RI, Deputi IRT ajak pekerja selesaikan PLTU 9 dan 10 tepat waktu

"Ini bisa kami bilang, satu-satunya proyek PLTU yang paling ramah lingkungan. Kenapa? Karena menggunakan sistem pengendali emisi. Jadi paling ramah lingkungan di sini, di antara proyek-proyek yang ada ini proyek yang paling ramah lingkungan. Karena kita dilengkapi dengan pengendali emisi. Emisi kita ada pratikulat, untuk mereduce itu ada namanya Electronicstatic Prexipitator (ESP), yang berfungsi sebagai pengendali atau pemisah debu dari udara yang menggunakan listrik statis. Dan dengan alat ini, debu yang keluar dari cerobong pembuangan bisa diturunkan hingga 95-99,8 persen, begitu pun untuk mereduce sulfur dan lainnya," katanya menjelaskan.

Selain ESP, lanjut dia, yang menjadi pengendali emisi ada juga Flur Gas Desulfurization (FGD), Electro-Static Prexipitator, Low NOx burner dan Selective Catalytic Reduction"

"Untuk itu PLTU 9 dan 10 menjadi satu-satunya proyek PLTU yang memiliki pengontrol emisi terlengkap," pungkas Kardi Bin Kasiran.

Baca juga: Kota Cilegon berusaha kembangkan sektor olahraga, lirik balap sepeda
Baca juga: Inspektorat Kota Cilegon terima 12 aduan dugaan pungli dari masyarakat

Pewarta: Susmiatun Hayati

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023