Konsultan di bidang inovasi dan manajemen, Dr. Indrawan mengatakan persaingan di bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) meskipun kian ketat namun harus tetap berpegang kepada etika.

"Keberhasilan dalam persaingan yang kompetitif itu ada tiga yakni kemampuan beradaptasi, kemampuan menjaga kualitas dan inovasi, serta yang paling penting menjaga etika dan integritas," kata Indrawan melalui layar Youtube yang dipantau, Jumat.

Indrawan mengatakan transaksi produk AMDK yang nilainya mencapai angka triliun rupiah membuat banyak pemain yang terjun di bisnis tersebut bahkan kompetisinya kian sengit.

Indrawan dalam kanal Youtube dengan ratusan ribu subscriber menyebut merek pendatang baru AMDK ini bahkan mampu menggoyang pemain lama yang selama ini memimpin pasar.

Indrawan menyebut terdapat 900 perusahaan AMDK di Indonesia dengan 2.000 merek yang menggarap pasar. Berbagai merek AMDK pun menggunakan jurus masing-masing untuk merebut pasar. 

Sedangkan dosen Periklanan Universitas Muhamadiyah Jakarta,  Agus Hermanto menjelaskan, merek-merek AMDK baru sangat aktif berkomunikasi alias branding. Tak hanya ke pengguna, tapi hingga berbagai level saluran distribusi. 

Agus memaparkan dalam strategi branding selain visi, dan misi, perlu juga eksistensi berkomunikasi ke pasar. Sebagai produsen, promosinya pun tak hanya ke masyarakat, tapi juga pasar jaringan distribusi yakni pedagang kecil, besar, wholesaler. 

Pemain baru aktif berkomunikasi dengan memberikan manfaat lebih ke para distributornya hingga ke level terbawah, para pedagang kaki lima yang menjual langsung air minum ke konsumen. 

Bahkan melalui program CSR dengan membangun fasilitas tempat makan (foodcourt) untuk UMKM secara cuma-cuma di berbagai lokasi dengan bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bogor.  

Setelah selesai dibangun, foodcourt itu lantas diserahkan secara gratis dan dikelola oleh koperasi pedagang foodcourt tersebut, tanpa ada biaya pembangunan sama sekali yang dipungut kepada pedagang di dalamnya.
 
Sehingga kawasan UMKM pedagang kaki lima yang tadinya terlihat kurang layak menjadi sangat indah dan nyaman seperti terlihat di Foodcourt Sempur dan di Foodcourt Bogor Creative Center, keduanya di Kota Bogor. 

Agus menerangkan CSR membangun foodcourt sebenarnya strategi lazim dalam marketing hubungan masyarakat, yakni promosi dagang. 

"Sebagai apresiasi timbal balik telah dibuatkan foodcoourt yang nyaman secara gratis, pedagang mengutamakan menjual produk AMDK di sana. Itu lazim dan etis, kok," tegas Agus.
 

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023