Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kembali memberangkatkan sebanyak 13 orang pekerja migran Indonesia (PMI) ke Jerman dalam program lanjutan pemerintah (G to G) untuk sektor tenaga kesehatan.
"Hari ini kita kembali melepas PMI dalam program G to G ke Jerman sebanyak 13 orang tenaga kesehatan," kata Kepala BP2MI Benny Rhamdani di Tangerang, Minggu.
Baca juga: Polisi amankan agen pekerja migran ilegal di Tangerang
Ia mengatakan, dari ke 13 pekerja migran ini berasal dari beberapa daerah yang ada di Indonesia, di antaranya dari Karawang, Bekasi, Cianjur, Purwakarta, Jawa Barat, Lumajang, Ponorogo Jawa Timur, Purworejo, Boyolali, Jawa Tengah, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Bengkulu, Aceh Jaya, Banda Aceh, dan Tangerang Selatan, Banten.
Nantinya, mereka akan bekerja pada bidang keperawatan atau tenaga kesehatan dengan gaji yang diterima terbiang fantastis karena negara itu memiliki undang-undang (UU) keberpihakan terhadap tenaga kerja.
Baca juga: Disnaker Lebak petakan tujuh kecamatan rawan pengiriman pekerja migran ilegal
"Kita juga mendorong, agar mereka ini tidak hanya bekerja, mendapat jabatan dan uang saja. Tapi ke depannya bisa dimanfaatkan untuk usaha di dalam negeri," katanya.
Selain itu, bagi PMI yang telah mendapatkan pekerjaan di negara-negara maju seperti Jerman, Jepang dan Korea yang sistem teknologinya sudah jauh lebih canggih itu diharapkan saat kembali pulang ke Indonesia nanti dapat membawa ilmunya agar bisa dikembangkan di dalam negeri.
"Jadi ilmu teknologi itu nantinya bisa dibawa ke negara kita dan dikembangkan dalam membangun desa, kota/kabupaten di Indonesia," tuturnya.
Baca juga: Polres Serang tangkap seorang calo pekerja migran ilegal
Dia juga menyebutkan, penempatan kerja seperti G to G ini harus digelorakan. Karena, mimpi anak-anak muda bangsa Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri tersebut dapat menjadi kenyataan.
"Pihak Jerman saat ini sudah membantu langsung para PMI dengan memberikan pelatihan kepada mereka dan bahkan ada hal-hal tertentu yang sudah ditanggung pihak Jerman," ujarnya.
Kedepan, kata Benny, jika program G To G ini berjalan sukses akan dikembangkan untuk menambah "leading" sektornya seperti tenaga kerja pada manufaktur/industri dan lain sebagainya.
Baca juga: Pemkab Serang-BP3MI Banten Siapkan Perlindungan Pekerja Migran
"Untuk sementara ini hanya perawat, mudah-mudahan nanti kita bisa menyodorkan proposal ke Jerman agar sektor pekerjaan lain dibuka," ungkapnya.
Ia menambahkan, sejauh ini sudah ada sekitar seratusan lebih PMI sudah bekerja sebagai tenaga perawat di lembaga kesehatan Jerman.
"Walau pun yang mendaftar ke kita sudah menembus angka 600-800 orang. Artinya PMI kita ini banyak yang ingin bekerja ke sana," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BP2MI kembali berangkatkan pekerja migran ke Jerman
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
"Hari ini kita kembali melepas PMI dalam program G to G ke Jerman sebanyak 13 orang tenaga kesehatan," kata Kepala BP2MI Benny Rhamdani di Tangerang, Minggu.
Baca juga: Polisi amankan agen pekerja migran ilegal di Tangerang
Ia mengatakan, dari ke 13 pekerja migran ini berasal dari beberapa daerah yang ada di Indonesia, di antaranya dari Karawang, Bekasi, Cianjur, Purwakarta, Jawa Barat, Lumajang, Ponorogo Jawa Timur, Purworejo, Boyolali, Jawa Tengah, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Bengkulu, Aceh Jaya, Banda Aceh, dan Tangerang Selatan, Banten.
Nantinya, mereka akan bekerja pada bidang keperawatan atau tenaga kesehatan dengan gaji yang diterima terbiang fantastis karena negara itu memiliki undang-undang (UU) keberpihakan terhadap tenaga kerja.
Baca juga: Disnaker Lebak petakan tujuh kecamatan rawan pengiriman pekerja migran ilegal
"Kita juga mendorong, agar mereka ini tidak hanya bekerja, mendapat jabatan dan uang saja. Tapi ke depannya bisa dimanfaatkan untuk usaha di dalam negeri," katanya.
Selain itu, bagi PMI yang telah mendapatkan pekerjaan di negara-negara maju seperti Jerman, Jepang dan Korea yang sistem teknologinya sudah jauh lebih canggih itu diharapkan saat kembali pulang ke Indonesia nanti dapat membawa ilmunya agar bisa dikembangkan di dalam negeri.
"Jadi ilmu teknologi itu nantinya bisa dibawa ke negara kita dan dikembangkan dalam membangun desa, kota/kabupaten di Indonesia," tuturnya.
Baca juga: Polres Serang tangkap seorang calo pekerja migran ilegal
Dia juga menyebutkan, penempatan kerja seperti G to G ini harus digelorakan. Karena, mimpi anak-anak muda bangsa Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri tersebut dapat menjadi kenyataan.
"Pihak Jerman saat ini sudah membantu langsung para PMI dengan memberikan pelatihan kepada mereka dan bahkan ada hal-hal tertentu yang sudah ditanggung pihak Jerman," ujarnya.
Kedepan, kata Benny, jika program G To G ini berjalan sukses akan dikembangkan untuk menambah "leading" sektornya seperti tenaga kerja pada manufaktur/industri dan lain sebagainya.
Baca juga: Pemkab Serang-BP3MI Banten Siapkan Perlindungan Pekerja Migran
"Untuk sementara ini hanya perawat, mudah-mudahan nanti kita bisa menyodorkan proposal ke Jerman agar sektor pekerjaan lain dibuka," ungkapnya.
Ia menambahkan, sejauh ini sudah ada sekitar seratusan lebih PMI sudah bekerja sebagai tenaga perawat di lembaga kesehatan Jerman.
"Walau pun yang mendaftar ke kita sudah menembus angka 600-800 orang. Artinya PMI kita ini banyak yang ingin bekerja ke sana," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BP2MI kembali berangkatkan pekerja migran ke Jerman
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023