Serang (Antara News) - Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten mengelar festival dan kontes durian dalam rangka mempromosikan potensi buah durian lokal Banten, tidak kalah yang berasal dari  luar negeri.

Festival durian yang digelar Distanak Banten, Rabu, merupakan kegiatan kedua kalinya tersebut, dihadiri Gubernur Banten Rano Karno dan menghadirkan salah seorang dewan juri yang juga pakar durian Dr Luthfi Bansir dari Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara.

"Festival dan kontes durian ini dihadiri ratusan warga dan diikuti 20 orang peserta kontes," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Agus M Tauchid.

Menurut dia,  Provinsi Banten, terutama di Kabupaten Pandeglang kaya akan potensi durian lokal yang memiliki kualitas tidak kalah dengan durian impor dari negara luar.

Namun demikian, potensi tersebut belum dikembangkan secara optimal oleh masyarakat, bahkan pohon durian semakin berkurang karena ditebang untuk dijadikan kayu.

"Potensi durian di Banten sentra-nya berada di sekitar gunung Aseupan, Karangsari dan Pulosari di Kabupaten Pandeglang,"kata Agus.

Bahkan, kata dia, dengan terkenalnya potensi pohon durian di wilayah Pandeglang sejak dulu, sampai saat ini ada lebih dari 1000 nama kampung, desa atau dusun di Pandeglang yang permulaan namanya menggunakan kata "kadu" sebutan bahasa sunda untuk durian, seperti kampung Kadu Hejo, Kadu Ronyok, Kadu Pandak dan lain sebagainya.

"Durian di Banten memiliki potensi yang besar dan akan terus kita kembangkan. Salah satunya melalui festival dan kontes durian seperti ini,"kata Agus,

Agus mengatakan, acara tersebut merupakan kegiatan promosi buah durian lokal Banten yang kini mulai tergeser akibat banyaknya durian impor yang masuk ke pasar buah lokal. Iapun  berharap kedepan durian asal Banten bisa lebih eksis lagi.

Gubernur Banten Rano Karno mengatakan, festival durian yang digelar kedua kalinya ini bisa menjadi sarana untuk melengkapi potensi pariwisata di Banten.

Sebab Banten terkenal dengan wisata Pantai yang banyak dikunjungi masyarakat luar, supaya lebih lengkap lagi, masyarakat bisa menjual durian di sepanjang jalan di kawasan wisata pantai.

"Di Banten ada salah satu kios durian yang terkenal di daerah Baros, karena banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat itu setiap akhir pekan. Nah potensi ini bisa dikembangkan di daerah-derah lainnya di kawasan wisata di Banten,"kata Rano.

Bahkan yang menarik, kata Rano, Banten memiliki salah satu jenis durian yang yang memiliki kualitas bagus dan bisa dikembangkan di Banten karena hanya cocok dan jenis durian tersebut hanya ada di Banten. Namun demikian, pihaknya belum mematenkan spesies durian temuan baru tersebut.

Menurutnya, festival durian ini juga bagian dari upaya untuk mendorong produk durian lokal Banten yang siap berdaya saing dengan produk impor.  

Ia merencanakan kedepan festival durian akan bersinergi dengan beberapa dinas terkait seperti Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten, sebagaiupaya mempromosikan durian sebagai potensi wisata kuliner di Banten.

Pakar durian yang juga salah seorang dewan juri dalam kegiatan tersebut Dr Lutfi Bansir mengatakan, di dunia ada sekitar 30 spesies durian, 18 diantaranya berada di Kalimantan dan semenanjung Malaysia. Sedangkan durian yang paling malahal berada di Malaysia dengan harga yang ditawarkan sekitar Rp1,8 juta untuk satu kilogram.

"Sebenarnya ada ditemukan satu spesies durian yang baru di Banten. Ini merupakan potensi yang bagus untuk dikembangkan oleh masyarkat Banten,"kata Lutfi yang disertasi-nya mengani "Kembangkan Durian Lokal Berpotensi Unggul" tersebut. 

Pewarta: Mulyana

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016