Serang (Antara News) - Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (Persero), Sukandar mengatakan perlunya dukungan dari pemerintah untuk menghadapi membanjirnya baja impor terutama asal Tiongkok seiring belum pulihnya ekonomi di negara tersebut.

"Belum membaiknya ekonomi Tiongkok membuat negara produsen baja nomor satu dunia mengalami kelebihan pasokan, serta membanjiri pasar Asia Tenggara termasuk Indonesia," kata Sukandar di Cilegon, Rabu.

Kondisi demikian membuat harga baja di pasar internasional jatuh, tentunya juga mengimbas kepada perusahaan karena menjual produk baja di bawah biaya produksi, untuk itu kami berharap pemerintah dapat memberikan dukungan agar kinerja bisa membaik, jelas Sukandar.

Sukandar menyampaikan apresiasinya atas kebijakan pemerintah yang mewajibkan seluruh pekerjaan konstruksi yang dibiayai APBN/ APBD menggunakan komponen dalam negeri termasuk besi dan baja, kemudian pemerintah juga mewajibkan kepada sejumlah BUMN untuk menggunakan produk besi dan baja kami untuk proyek-proyeknya.

Sukandar berharap dukungan pemerintah untuk menjamin ketersediaan gas dengan harga sesuai dengan kondisi di pasar dunia yang saat ini juga sedang turun.

"Harga gas yang dikenakan kepada kita masih 7,3 dolar AS per mmbtu dari PGN, padahal harga di pasar internasional sudah 3 juta dolar AS per mmbtu, serta di ASEAN rata-rata di bawah 5 juta dolar AS per mmbtu. Kami berharap ada penyesuaian agar bisa kompetitif," kata Sukandar.

Sukandar mengatakan perusahaan sendiri akan terus melakukan efisiensi diantaranya dengan melakukan modernisasi pabrik untuk mengurangi ketergantungan kepada gas, serta melakukan investasi di sektor pembangkit listrik.

Sukandar mengatakan perusahaan mempercepat penyelesaian pembangunan pabrik blast furnance yang saat ini sudah mencapai 93 persen serta diharapkan dapat beroperasi pada akhir 2016. Dengan beroperasinya pabrik ini biaya produksi slab dapat ditekan 60 dolar AS per ton dan penggunaan energi listrik dapat dihemat 100 megawatt per hari sepanjang tahun.

KS juga membangun Coal Fired Boiler 2x80 MW yang ditargetkan dapat rampung tahun 2019 sehingga penggunaan listrik dapat ditekan dibawah Rp900 per kwH.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016