Lebak (Antara News) - Pasokan beras lokal di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, melimpah dan tidak terjadi kelangkaan di pasaran, meskipun saat ini memasuki musim tanam.

Berdasarkan pantauan di Pasar Tradisional Rangkasbitung, Minggu (21/2), pasokan beras lokal dari berbagai daerah di wilayah Kabupaten Lebak melimpah.

Mereka para petani menjual beras lokal itu hasil dari panen tahun 2015 yang disimpan di lumbung-lumbung pangan.

Petani menjual beras tersebut karena harga kebutuhan pangan itu melonjak di pasaran sehubungan tibanya musim tanam.

"Kami hari ini mendatangkan beras lokal dari Malingping sebanyak dua ton," kata H Baden, seorang pedagang di kiosnya di Pasar Tradisional Rangkasbitung.

Selama ini, pasokan beras lokal mencukupi dan tidak mendatangkan dari luar daerah, sebab petani menjual beras itu hasil menyimpan panen tahun lalu.

Pedagang masih mendatangkan beras lokal karena permintaan pasar cukup tinggi dan kualitasnya relatif bagus.

Saat ini, beras lokal Lebak memiliki kualitas cukup bagus dibandingkan dari sejumlah daerah di Jawa Barat maupun Jawa Tengah.

"Kami sepanjang tahun 2015 sampai saat ini masih mendatangkan beras lokal, karena persediaan di petani melimpah," kata Baden menjelaskan.

Menurut dia, selama ini harga beras lokal berbagai jenis melonjak karena belum tibanya musim panen tersebut.

Pasokan beras lokal itu adalah jenis medium KW 1 seharga Rp12.200/Kg, padahal sebelumnya Rp10.500/Kg, beras medium KW II Rp11.500/Kg dari semula Rp10.000/Kg, dan beras medium KW III Rp10.000/Kg semula Rp9.000 Kg.

Melimpahnya pasokan beras saat ini hanya sisa dari hasil panen tahun lalu.

"Kami menampung harga beras lokal itu melonjak karena belum memasuki panen," katanya.

Begitu juga pedagang beras lainnya, Maman (50) membenarkan dia kini mendapatkan beras dari petani lokal.

Untuk sekarang pasokan beras lokal mencukupi untuk kebutuhan selama setahun dan tidak mempengaruhi musim tanam.

"Kami saat ini menerima beras lokal sebanyak delapan ton," katanya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dede Supriatna menyebutkan selama ini pasokan beras lokal relatif aman dan tidak menimbulkan kekhawatiran memasuki musim tanam itu.

Sebab, stok pangan di daerah ini mencukupi untuk kebutuhan selama setahun melalui penyimpanan padi dengan jumlah sebanyak 20.000 lumbung pangan.

Apabila diakumulasikan rata-rata dua ton per lumbung pangan maka tercatat 40.000 ton padi.

Selama ini, persediaan pangan lokal di Kabupaten Lebak tidak ada masalah sehingga kebutuhan konsumsi keluarga mencukupinya.

Umumnya, petani di sini jika musim panen, mereka selalu menyimpan gabah di lumbung-lumbung pangan.

Sedangkan, sebagian lainnya mereka menjual hasil panen tersebut ke pasaran.

Karena itu, pihaknya hingga kini belum menerima laporan warga Kabupaten Lebak mengonsumsi beras impor.

Sebab, stok pangan lokal mencukupi dan relatif aman hingga 12 bulan ke depan dari hasil panen padi sawah juga padi gogo atau huma.

"Kami minta petani terus meningkatkan produksi pangan dengan penerapan teknologi pertanian," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016