Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Banten, menyebutkan bahwa jumlah hewan ternak di daerah itu yang terjangkit lumpy skin disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol terus bertambah.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner DPKP Kabupaten Tangerang Joko Ismadi mengatakan, jumlah kasus suspek LSD yang menyerang terutama hewan ternak sapi potong pada akhir 2022 yang sebanyak 10 kasus, kini bertambah menjadi sebanyak 30 kasus.
Baca juga: Pasar di Kabupaten Tangerang akan dapat pasokan minyak jelang Ramadhan
"Ya memang kasus LSD di Kabupaten Tangerang ada penambahan, dan tercatat sejak awal sampai saat ini sudah ada 30 kasus hewan terjangkit penyakit kulit itu," ujar Joko di Tangerang, Senin.
Ia menyampaikan, penambahan jumlah kasus LSD di wilayahnya itu terjadi di dua kecamatan yaitu di Kecamatan Tigaraksa dan Kecamatan Solear.
Menurut Joko, penyebaran penyakit kulit berbenjol pada hewan ternak tersebut kini terpantau terus mengalami peningkatan secara masif akibat dari gigitan serangga, nyamuk, lalat, dan caplak.
"Jadi kita tidak bisa hindari, karena penularannya bisa dari berbagai sektor seperti lalat, nyamuk akibat kandang yang belum bersih. Tapi, bagi kandang yang bersih itu tingkat penularannya sangat sedikit," kata Joko.
Kendati demikian, lanjut Joko, meski terjadi peningkatan kasus, hingga saat ini belum ada laporan resmi terkait sapi yang mati akibat terjangkit virus tersebut.
"Kasus hewan (mati) karena penyakit itu belum ada, karena kita langsung lakukan penanganan dengan memberikan pengobatan," ujar Joko.
Ia menambahkan, untuk kasus LSD di Kabupaten Tangerang kebanyakan terjadi pada hewan ternak sapi potong, sedangkan hewan ternak seperti kerbau, kambing dan domba hanya sedikit yang terpapar.
"Rata-rata yang terkena penyakit ini hanya hewan ternak jenis sapi, paling ada kerbau juga hanya satu sampai dua ekor," kata Joko.
Joko mengatakan, dalam penanganan terhadap penyakit hewan itu, pihaknya sudah melakukan pengobatan kepada hewan ternak yang sakit dan dilakukan vaksinasi.
Kemudian, pihaknya pun mengimbau agar peternak tetap menjaga kebersihan kandang dengan dilakukan penyemprotan dengan disinfektan dan memberikan pakan ternak yang baik sehingga sapi tetap sehat.
"Kita sekarang sudah mulai melakukan vaksinasi secara masif sebagai upaya menekan angka penularan, kemudian kami juga melakukan pengetatan terhadap pendistribusian (pengiriman) hewan ternak dari luar daerah," ujar Joko.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner DPKP Kabupaten Tangerang Joko Ismadi mengatakan, jumlah kasus suspek LSD yang menyerang terutama hewan ternak sapi potong pada akhir 2022 yang sebanyak 10 kasus, kini bertambah menjadi sebanyak 30 kasus.
Baca juga: Pasar di Kabupaten Tangerang akan dapat pasokan minyak jelang Ramadhan
"Ya memang kasus LSD di Kabupaten Tangerang ada penambahan, dan tercatat sejak awal sampai saat ini sudah ada 30 kasus hewan terjangkit penyakit kulit itu," ujar Joko di Tangerang, Senin.
Ia menyampaikan, penambahan jumlah kasus LSD di wilayahnya itu terjadi di dua kecamatan yaitu di Kecamatan Tigaraksa dan Kecamatan Solear.
Menurut Joko, penyebaran penyakit kulit berbenjol pada hewan ternak tersebut kini terpantau terus mengalami peningkatan secara masif akibat dari gigitan serangga, nyamuk, lalat, dan caplak.
"Jadi kita tidak bisa hindari, karena penularannya bisa dari berbagai sektor seperti lalat, nyamuk akibat kandang yang belum bersih. Tapi, bagi kandang yang bersih itu tingkat penularannya sangat sedikit," kata Joko.
Kendati demikian, lanjut Joko, meski terjadi peningkatan kasus, hingga saat ini belum ada laporan resmi terkait sapi yang mati akibat terjangkit virus tersebut.
"Kasus hewan (mati) karena penyakit itu belum ada, karena kita langsung lakukan penanganan dengan memberikan pengobatan," ujar Joko.
Ia menambahkan, untuk kasus LSD di Kabupaten Tangerang kebanyakan terjadi pada hewan ternak sapi potong, sedangkan hewan ternak seperti kerbau, kambing dan domba hanya sedikit yang terpapar.
"Rata-rata yang terkena penyakit ini hanya hewan ternak jenis sapi, paling ada kerbau juga hanya satu sampai dua ekor," kata Joko.
Joko mengatakan, dalam penanganan terhadap penyakit hewan itu, pihaknya sudah melakukan pengobatan kepada hewan ternak yang sakit dan dilakukan vaksinasi.
Kemudian, pihaknya pun mengimbau agar peternak tetap menjaga kebersihan kandang dengan dilakukan penyemprotan dengan disinfektan dan memberikan pakan ternak yang baik sehingga sapi tetap sehat.
"Kita sekarang sudah mulai melakukan vaksinasi secara masif sebagai upaya menekan angka penularan, kemudian kami juga melakukan pengetatan terhadap pendistribusian (pengiriman) hewan ternak dari luar daerah," ujar Joko.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023