Merak (Antara News) - Grup Marching Band Gita Surosowan Banten menunjukkan kebolehannya dengan menampilkan drama kolosal musikal, pada rangakian kegiatan HUT Ke-70 TNI di Pelabuhan Indah Kiat Merak Cilego, Senin.
Sekitar 260 personel Marching Band Gita Surosowan menampilkan drama kolosal musikal dengan judul 'Jenderal Besar Soedirman' di hadapan Presiden Joko Widodo dan para Menteri, Panglima TNI serta sejumlah petinggi TNI dan ribuan masyarakat yang hadir.
Putra putri terbaik dari Banten tersebut menampilkan drama kolosal musikal yang menceritakan perjalanan Jenderal Besar Soedirman bersama rakyat bersatu padu, melawan penjajah Belanda di Yogyakarta.
Upacara peringatan HUT ke-70 TNI tersebut dihadiri Presiden Joko Widodo serta ribuan masyarakat sekitar, yang sengaja diundang untuk menyaksikan rangkaian upacara HUT TNI dari atas panggung utama.
"Saya diberikan kartu untuk masuk ini dari pak RT, sengaja datang karena diundng. Cuman datangnya harus dari jam enam pagi," kata Robiah warga Batu Bolong, Desa Lebak Gede Kecamatan Pulo Merak.
Menurut warga yang rumahnya tidak jauh dari tempat upacara itu, ia senang bisa menyaksikan langsung presiden Joko Widodo dan bisa mengikuti upacara HUT TNI secara langsung.
"Saya senang bisa lihat langsung. Kan biasanya di televisi saja," katanya.
Inspektur Upacara Presiden Joko Widodo dalam amanatnya mengatakan, momentum HUT TNI adalah untuk mengingat jati diri TNI yang merupakan tentara rakyat, tentara yang profesional, tentara yang hebat dan TNI dilahirkan dari rahim rakyat.
"Kata Jenderal Soedirman hubungan TNI dengan rakyat ibarat ikan dan air yang tidak bisa dipisahkan," kata Presiden.
Ia mengatakan, TNI tidak boleh melupakan rakyat dan tidak boleh menyakiti hati rakyat, karena hanya dengan rakyat TNI bisa kuat dan menjadi hebat serta kekuatan TNI yang disegani dan diperhitungkan negara lain di dunia.
"Dalam darah TNI juga mengalir darah juang untuk menjaga keutuhan NKRI, TNI harus mampu menjaga wilayah perbatasan dan pulau terluar," kata Presiden Joko Widodo.
Presidden juga meminta TNI tidak boleh tersekat dalam suku agama ras dan antar golongan (SARA), TNI harus beridir tegak diatas semua golongan, menjaga keutuhan NKRI agar bangsa indonesia menjadi negara kuat yang disegani.
"Mengelola kemajemukan adalah tantangan, banyak negara lain yang tercerai -berai karena tidak mampu menjaga kemajemukan. Keragaman justru menjadi perekat bangsa dan energi politik untuk perekat bangsa," katanya.
Presiden juga berjanji untuk terus memperkuat alat utama sisitem pertahanan (Alutsista) pada tiga matra TNI, karena TNI harus siap menghadapi peperangan masa depan apalagi negara Indonesia adalah negara maritim. Sehingga TNI harus terus meningkatkan kemampuan.
"Kita wujudkan kemandirian pertahanan dengan mengurangi impor, membangun pertahanan yang tangguh juga perlu membangun mental kejuangan, mekanisme persediaan logisktik dan kordinasi sinergitas antar satuan," kata presiden.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015