Salah satu perusahaan yang memproduksi Polyethylene (PE) pertama dan terbesar di Indonesia dengan kapasitas 450.000 MTA adalah PT. Lotte Chemical Titan Nusantara, Tbk (LCTN) yang didirikan pada tahun 1990 an dan berlokasi di Cilegon, Banten dan masih terus berproduksi HDPE (High Density Polyethylene) dan LLDPE (Linear Low Density Polyethylene). LCTN menjual 87% dari hasil produksinya di pasar lokal dan sekitar 13% di pasar ekspor.

Saat ini holding grupnya yaitu pabrik petrokimia Lotte Chemical Coorporation yang berbasis di Korea Selatan akan mengembangkan investasi baru di Cilegon dengan nama PT. Lotte Chemical Indonesia yang merupakan salah satu investasi di industry petrokimia terbesar di Asia Tenggara dengan nilai investasi senilai US $ 4 miliar atau Rp 59 Triliun.

Baca juga: Bea Cukai Merak Amankan Rokok Ilegal Polos Diawal Tahun 2023

Proyek yang dinamai Lotte Chemical Indonesia ini juga menandai hadirnya proyek naptha cracker pertama di Indonesia.  Proyek strategis ini telah memulai kontruksi dasar pada tahun 2022 dan akan rampung pada tahun 2025. 

Mengingat sangat strategisnya investasi chemical ini bagi industri nasional, Bea dan Cukai Merak melakukan kunjungan ke lokasi PT LCTN dan LCI di Cilegon dalam rangka program Custom Visit Customer (CVC) untuk memberikan asistensi terkait kepabeanan dan melaksanakan misi bea cukai sebagai industrial assistance dan trade facilitator.
Kepala Bea Cukai Banten Beni Novri (tengah)


Kedatangan tim Bea dan Cukai yang dipimpin Kepala Kantor Bapak Beni Novri disambut hangat oleh pimpinan PT. LCTN dan LCI yang memang mengharapkan asistensi terkait rencana PT. LCI untuk menambah Kawasan Pabean dan TPS di lokasi Terminal Khusus yang baru, serta rencana importasi barang modal untuk menunjang pembangunan pabrik PT. LCI.

Dengan beroperasinya pabrik ini yang menghasilkan produk ethylene, propylene dan polypropylene akan memberikan efek substitusi impor yaitu berkurangnya impor hingga 60%, sehingga membantu meningkatkan neraca perdagangan Indonesia dimasa mendatang. Produk ethylene yang selama ini diimpor seluruhnya,  LCI akan mampu memproduksinya sebanyak 1 juta ton dimana 550.000 ton dipasarkan di Indonesia dan 450.000 ton akan diekspor sebagai tambahan devisa negara.

Adapun fasilitas kepabeanan yang telah dirasakan manfaatnya oleh PT. LCTN yaitu MITA kepabeanan, sedangkan pihak PT. LCI berharap fasilitas AEO (Authorized Economic Operator)  bisa juga di wujudkan untuk PT. LCI yang lebih berorientasi ekspor.

Kepala Kantor Bea dan Cukai menyampaikan bahwa “Dengan investasi baru ini akan memberikan nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi bagi perekonomian berupa penciptaan lapangan kerja baru dan pertumbuhan ekonomi lokal dan Indonesia pada umumnya.” disela kunjungan yang sangat bermanfaat dalam suasana yang hangat dan antusias dari PT. LCTN dan PT. LCI. “Bea dan Cukai Merak selalu siap untuk mendampingi dan mendukung investasi baru di Cilegon dan sekitarnya” ujar Kepala Kantor saat menutup CVC.

 

Pewarta: weli

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023