Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menetapkan gula aren dan batik menjadi produk unggulan daerah sehingga dapat mewujudkan usaha micro kecil dan menengah (UMKM) semakin kuat dan ekonomi meningkat.

"Kami mendorong produksi gula aren dan batik mampu meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," kata Kepala Bidang Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Abdul Waseh dalam keteranganya di Lebak, Jumat.

Baca juga: Pj Gubernur Banten minta UMKM daftarkan hak kekayaan intelektual

Produksi gula aren dan batik di Kabupaten Lebak tumbuh dan berkembang sehingga menyumbangkan pertumbuhan ekonomi  masyarakat padesaan dan mampu mengatasi kemiskinan dan pengangguran.

Apalagi, produsen gula aren terbesar di Provinsi Banten hingga 6.000 unit usaha dengan omzet menembus Rp96,65 miliar per tahun.

Produksi gula aren tersebut tersebar di Kecamatan Sobang, Gunungkencana, Cijaku, Cigemblong, Cihara, Malingping, Panggarangan, Bayah, Cilograng, Cibeber, Leuwidamar, Cirinten, Muncang, dan Lebak Gedong.

Produksi gula aren itu ada yang berbentuk cetak  juga ada berbentuk bubuk disebut gula aren semut dan permintaan hingga menembus pasar mancanegara.

Begitu juga produksi batik Lebak dengan memesona dengan 12 motif juga unik dibandingkan dengan batik lain di Tanah Air.

Motif batik Lebak itu dinilai unik, karena menggambarkan filosofi kehidupan masyarakat Badui yang cinta terhadap alam.

Karena itu, batik Lebak didominasi gambar lukisan alam, seperti huma juga rumah pangan atau leuit.

Kedua produksi gula aren dan batik itu menjadi unggulan pelaku UMKM Kabupaten Lebak semakin kuat dan ekonomi pada hari ulang tahun (HUT) Lebak ke 194.

Pasar digital

Pemerintah Kabupaten Lebak melakukan pembinaan dan pelatihan terhadap pelaku UMKM agar bisa memasarkan produk menggunakan aplikasi digitalisasi karena pangsa pasarnya sangat luas.

Pelatihan itu diharapkan semua pelaku UMKM bisa mengoperasikan digital secara online di media sosial, seperti Shopee, Lazada, Akulaku, Tokopedia, Bukalapak, serta media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan YouTube.

Pemasaran secara online sangat praktis dan menguntungkan untuk mempertemukan produsen dan konsumen.
Gula aren Kabupaten Lebak menembus pasar domestik dan mancanegara


Berdasarkan jumlah pelaku UMKM di Kabupaten Lebak yang aktif sekitar 56 ribu unit usaha  dan kedepan mereka memasarkan produknya secara online.

Selama ini, kata dia, pelaku UMKM yang sudah memasarkan produknya melalui digitalisasi cukup meningkat.

"Kami mendorong  semua pelaku UMKM dapat memanfaatkan platform daring dan tidak lagi memasarkan secara konvensional," kata Waseh.

Ketua Kelompok Usaha Bersama (Kube) Mitra Mandala Kabupaten Lebak Anwar Aan mengatakan
produksi gula aren kelompoknya itu dipasok ke berbagai daerah, bahkan ekspor ke Korea Selatan dan Australia melalui perusahaan eksportir.

Produksi gula aren di sini dapat menggulirkan uang dari hasil pengembangan usaha hingga ratusan juta rupiah per bulan," katanya.

Sementara itu, Umsaro, seorang pelaku UMKM Batik Lebak Chanting Pradana Kabupaten Lebak mengatakan usai COVID-19 kini permintaan konsumen meningkat dari Tangerang, Serang, Jakarta dan Bandung.

Permintaan konsumen itu kebanyakan yang memiliki butik juga desainer busana, ASN, BUMN dan masyarakat umum.

Namun, untuk konsumen dari kalangan masyarakat umum itu setelah melihat dari media sosial dan marketplace.

"Kami merasa terbantu dengan meningkatnya permintaan konsumen sehingga kembali menyerap tenaga kerja, " katanya menjelaskan.

Harga batik Lebak termurah yang ia jual berkisar Rp150.000 dengan bahan baku katun, sedangkan bahan baku sutera mencapai Rp1 juta.
Saat ini, ia kini meningkatkan produksi dengan 40 pekerja agar bisa terpenuhi permintaan konsumen itu.

"Kami bekerja keras agar konsumen tidak kecewa, bahkan permintaan dari perusahaan BUMN bisa terpenuhi, " kata Umsaroh yang juga berprofesi Guru SDN itu.

Pewarta: Mansyur Suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022