Petani Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mulai memasuki masa "ngored" atau  memelihara kebersihan batang padi huma dari rerumputan maupun gulma menggunakan cangkul kecil untuk mencegah serangan hama dan organisme penyakit tanaman (OPT). 
 
"Pemeliharaan kebersihan tanaman padi huma itu berusia 30 hari setelah tanam (HST)," kata Santa (55) seorang petani Badui di Lebak, Rabu. 

Baca juga: Nelayan di Kabupaten Lebak tak melaut akibat gelombang tinggi hingga empat meter
 
Petani Badui secara serentak memasuki masa ngored dengan alat agar batang tanaman padi huma tumbuh subur dan tidak terserang OPT. 
 
Mereka petani Badui menanam padi huma di ladang-ladang yang kebanyakan lokasinya di perbukitan dan masa panen selama enam bulan. 
 
Penanaman padi huma dilakukan petani Badui pada Oktober 2022 dan panen dipastikan April 2023,karena menggunakan varietas benih padi lokal. 
 
"Kami setiap bulan melakukan masa ngored agar batang tanaman padi huma subur dan tidak terserang hama," katanya. 
 
Begitu juga petani Badui lainnya, Nadi (30) mengaku dirinya kini melakukan masa pemeliharaan tanaman padi huma untui mencegah serangan hama penyakit. 
 
Tanaman padi huma tentu harus terbebas dari rerumputan dan gulma agar tumbuh subur, terlebih petani Badui tanpa menggunakan pupuk kimia.
 
Biasanya, kata dia, setelah dilakukan masa ngored kondisi tanaman padi huma tumbuh subur.
 
"Kami hari ini melakukan pembersihan tanaman padi huma seluas satu hektare," katanya.
 
Tetua adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Jaro Saija mengatakan saat ini diberbagai wilayah tempat petani Badui berladang padi huma tengah memasuki masa ngored agar batang tanaman padi tumbuh subur sehingga menghasilkan panen cukup tinggi.
 
Saat ini, jumlah penduduk Badui tercatat 11.620 jiwa dan terdiri dari 5.870 laki-laki dan 5.570 perempuan.
 
"Sebagian besar warga Badui itu berprofesi tani ladang huma," katanya menjelaskan.
 
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan pemerintah daerah mendorong petani Badui mengembangkan padi gogo atau padi huma di lahan darat.
 
Mereka petani Badui menanam padi huma itu bisa mencapai produktivitas 4 ton gabah kering pubgut/hektare, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumsi pangan keluarga dan pendapatan ekonomi.
 
Sistem pola tanam petani Badui selalu berpindah- pindah dengan membuka hutan dengan cara tebang bakar sebab sisa-sisa pembakaran tersebut bisa dijadikan pupuk organik untuk menyuburkan lahan pertanian. 
 
"Kami mendorong produksi pangan warga Badui itu melimpah dari hasil panen padi sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan," katanya.
 
 
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022