Serang (AntaraBanten) - Produksi batu fosil kerajinan Provinsi Banten mendunia karena permintaan pasar relatif tinggi.
"Permintaan konsumen batu fosil itu hampir seluruh dunia," kata petugas Promosi dan Kerja Sama Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Provinsi Banten Chandra di Serang, Sabtu.
Menurut dia, selama ini permintaan fosil untuk pasar mancanegara meningkat karena memiliki nilai seni tersendiri bagi kalangan mereka.
Kelebihan batu fosil Provinsi Banten, berasal dari aneka jenis pohon yang usianya berabad-abad tahun hingga menjadi bebatuan.
Bahkan, batu fosil pohon kampar dari Kabupaten Lebak, dijadikan koleksi di Kantor Kementerian Kehutanan, Jakarta.
Karena itu, kata dia, tidak heran jika batu fosil Banten telah mendunia.
Mereka para perajin menjual ke luar negeri melalui agen perusahaan eksportir di Jakarta juga ada warga asing langsung membeli dengan mendatangi lokasi kerajinan.
Sebab jika mereka datang ke perajin, tentu merasa puas karena sesuai dengan keinginan mereka.
Selain itu juga ada beberapa kolektor dari negara tertentu, seperti Amerika Serikat, Belanda, Jerman, dan Jepang memesan dengan pengiriman paket.
"Saya kira batu fosil Banten itu memiliki keunggulan, selain memiliki seni cukup tinggi juga warnanya sangat alami serta usianya berabad-abad," ujarnya menjelaskan.
Ia mengatakan, pihaknya telah membina perajin batu fosil yang tersebar di Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang dan Kabupaten Tangerang.
Saat ini, jumlah pengusaha batu fosil tercatat 60 orang dan mereka terus meningkatkan produksi karena permintaan pasar dunia meningkat.
Namun, mereka para pengusaha memasok batu fosil tidak dalam bahan baku karena adanya larangan dari pemerintah.
Mereka memasok batu fosil itu berbentuk meubeler, seperti kursi, meja dan peralatan rumah tangga.
Pihaknya terus mendorong perajin batu fosil agar berkembang dan bertahan juga dapat meningkatkan produksi karena bisa menyerap tenaga kerja lokal.
Pihaknya juga terus melakukan promosi-promosi untuk memperkenalkan kerajinan batu fosil tersebut.
"Kami berharap perajin batu fosil Banten menjadikan andalan ekonomi masyarakat," katanya.
Kepala Bidang Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Herisnen mengatakan saat ini jumlah perajin batu fosil di daerah ini tercatat 16 unit usaha dan nilai investasi sekitar Rp15 miliar dengan produksi 4.125 ton per tahun.
Mereka perajin batu fosil tersebar di Kecamatan Sajira, Rangkasbitung, Cimarga, Maja, Cipanas dan Curugbitung.
Warga setiap hari menjualnya ke sejumlah perajin dengan kisaran antara Rp5.000 hingga Rp10.000 per kilogram.
"Kami terus membina pelaku usaha batu fosil karena dapat menyerap lapangan pekerjaan lokal," ujarnya.
Pepen (45), perajin warga Cidengdong, Desa Sajira Timur, Lebak, mengaku banyak menerima permintaan batu fosil berbentuk kursi dan meja dari sejumlah negara.
"Mereka langsung mendatangi perajin batu fosil dan tidak melalui agen lagi, ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014
"Permintaan konsumen batu fosil itu hampir seluruh dunia," kata petugas Promosi dan Kerja Sama Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Provinsi Banten Chandra di Serang, Sabtu.
Menurut dia, selama ini permintaan fosil untuk pasar mancanegara meningkat karena memiliki nilai seni tersendiri bagi kalangan mereka.
Kelebihan batu fosil Provinsi Banten, berasal dari aneka jenis pohon yang usianya berabad-abad tahun hingga menjadi bebatuan.
Bahkan, batu fosil pohon kampar dari Kabupaten Lebak, dijadikan koleksi di Kantor Kementerian Kehutanan, Jakarta.
Karena itu, kata dia, tidak heran jika batu fosil Banten telah mendunia.
Mereka para perajin menjual ke luar negeri melalui agen perusahaan eksportir di Jakarta juga ada warga asing langsung membeli dengan mendatangi lokasi kerajinan.
Sebab jika mereka datang ke perajin, tentu merasa puas karena sesuai dengan keinginan mereka.
Selain itu juga ada beberapa kolektor dari negara tertentu, seperti Amerika Serikat, Belanda, Jerman, dan Jepang memesan dengan pengiriman paket.
"Saya kira batu fosil Banten itu memiliki keunggulan, selain memiliki seni cukup tinggi juga warnanya sangat alami serta usianya berabad-abad," ujarnya menjelaskan.
Ia mengatakan, pihaknya telah membina perajin batu fosil yang tersebar di Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang dan Kabupaten Tangerang.
Saat ini, jumlah pengusaha batu fosil tercatat 60 orang dan mereka terus meningkatkan produksi karena permintaan pasar dunia meningkat.
Namun, mereka para pengusaha memasok batu fosil tidak dalam bahan baku karena adanya larangan dari pemerintah.
Mereka memasok batu fosil itu berbentuk meubeler, seperti kursi, meja dan peralatan rumah tangga.
Pihaknya terus mendorong perajin batu fosil agar berkembang dan bertahan juga dapat meningkatkan produksi karena bisa menyerap tenaga kerja lokal.
Pihaknya juga terus melakukan promosi-promosi untuk memperkenalkan kerajinan batu fosil tersebut.
"Kami berharap perajin batu fosil Banten menjadikan andalan ekonomi masyarakat," katanya.
Kepala Bidang Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Herisnen mengatakan saat ini jumlah perajin batu fosil di daerah ini tercatat 16 unit usaha dan nilai investasi sekitar Rp15 miliar dengan produksi 4.125 ton per tahun.
Mereka perajin batu fosil tersebar di Kecamatan Sajira, Rangkasbitung, Cimarga, Maja, Cipanas dan Curugbitung.
Warga setiap hari menjualnya ke sejumlah perajin dengan kisaran antara Rp5.000 hingga Rp10.000 per kilogram.
"Kami terus membina pelaku usaha batu fosil karena dapat menyerap lapangan pekerjaan lokal," ujarnya.
Pepen (45), perajin warga Cidengdong, Desa Sajira Timur, Lebak, mengaku banyak menerima permintaan batu fosil berbentuk kursi dan meja dari sejumlah negara.
"Mereka langsung mendatangi perajin batu fosil dan tidak melalui agen lagi, ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014