Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang di Provinsi Banten akan memperbaiki bangunan-bangunan sekolah yang rusak secara bertahap sesuai dengan ketersediaan dana pemerintah.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang Syaifullah mengatakan bahwa perbaikan ruang kelas yang rusak di SMPN 2 di Kecamatan Kosambi juga akan dilakukan secara bertahap.

Baca juga: Pemkot Tangerang hentikan sementara pembelajaran tatap muka

"Pada tahun 2021 sudah diperbaiki tiga ruang kelas di SMPN 2 itu. Jadi bergantian, sabar, semuanya juga Insya Allah akan kita selesaikan," katanya  di Tangerang, Selasa.

Ia mengatakan bahwa pemerintah kabupaten juga harus melakukan perbaikan pada bangunan sekolah-sekolah lain yang mengalami kerusakan.

"Sementara uangnya dialihkan ke sekolah lain yang lebih parah juga, jadi kita mencoba bersifat keadilan," katanya.

"Sekarang analoginya saya punya anak 950 sekolah. Dari 950 sekolah itu saya cuma punya uang Rp10 ribu misalkan, dan uang Rp10 ribu itu kan enggak mungkin buat satu sekolah saja," ia menambahkan.

Di samping itu, dia mengatakan, perbaikan bangunan sekolah dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi kerusakan bangunan.

"Bergantian secara bertahap sesuai dengan kerusakan dan persentase kerusakannya. Kita punya 950 sekolah jadi harus berkeadilan sekolah yang lain juga butuh disentuh," ujarnya.

Ia mengemukakan bahwa bangunan SMPN 2 yang rusak tidak sampai 50 persen berdasarkan hasil pemeriksaan kondisi bangunan.

"Kan baru asbes sama keramik, kalau berdasarkan tim analis itu perhitungannya 50 persen ke bawah," katanya.

"Jadi saya berharap bersabar dulu. Dan tentunya kita akan berupaya semaksimal mungkin melakukan perbaikan sekolah," ia menambahkan.

Sejumlah ruang kelas SMPN 2 di Desa Congklang, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, rusak sehingga sebagian siswa harus bergantian menggunakan ruang kelas untuk belajar.

Kepala SMPN 2 Kusnandar mengatakan bahwa ada sembilan ruangan kelas yang membutuhkan perbaikan setelah Dinas Pendidikan memperbaiki tiga ruangan kelas pada 2021.

"Kita mempunyai ruangan 21 kelas, yang bisa digunakan hanya 14 kelas, kemudian ada sembilan kelas yang tidak layak dipakai," kata Kepala SMPN 2 Kusnandar.

Menurut dia, sembilan ruang kelas itu sudah rusak sejak sekitar tahun 2018. Atapnya bocor, lantainya mengelupas, dan dindingnya sudah kumuh.

"Saat ini lima ruangan kondisinya tidak ada meja dan kursi dari sembilan ruangan itu," katanya.


Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022