Anggota Dewan Perwakilan Daerah ( DPD) RI Abdul Hakim menyatakan kekagumannya  terhadap masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dengan kejujuran dan menjaga lingkungannya. 

"Kita melihat pengelolaan budaya lokal masyarakat Badui dinilai luar biasa," kata Mantan Anggota DPR RI 2004-2014 saat bertemu dengan Tetua Adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Jaro Saija di Lebak, Kamis. 

Masyarakat Badui secara bahasa agama telah melaksanakan hubungan kepada Tuhan (hablulminallah) juga hubungan sesama manusia (hablulminannas) dan hubungan lingkungan dengan baik. 

Bahasa agama itu tentu sangat sinergis sekali dengan budaya masyarakat Badui secara nyata, mereka telah melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. 

Dimana masyarakat Badui bersemangat untuk kejujuran, kesederhanaan, kebersamaan, kedamaian, keharmonisan dan kegotongroyongan. 

Selain itu juga masyarakat Badui cinta pelestarian alam, lingkungan dan penghijauan hutan. 

Bahkan, dirinya menerima laporan tindak kriminal di kawasan permukiman masyarakat Badui relatif kecil.

"Kami tentu merasa kagum dan bangga kehidupan budaya lokal masyarakat Badui itu," kata putra kelahiran Pandeglang.

Menurut dia, saat ini muatan- muatan kearipan lokal yang sangat mendasar perlu dikembangkan untuk pembelajaran building karakter yang sudah berjalan di masyarakat Badui. 

Saat ini juga  penggunan informasi dan teknologi ( IT) semakin digunakan dan melihat  anak anak di sini kedepan harus berinteraksi dengan teknologi itu. 

Saat ini, Indonesia sudah punya Sustainable Development Goals (SDGs) agar negara  tanpa  kemiskinan, tanpa pengangguran juga tanpa kelaparan.

"Kita berharap masyarakat di sini juga  berhak menerima kehidupan sosial yang lebih baik, kemakmuran dan keadilan bagi seluruh warga Indonesia, " kata Anggota DPD dari Dapil Lampung. 

Sementara itu, Jaro Saija mengatakan masyarakat Badui kini penduduknya mencapai 16 ribu jiwa lebih tersebar di 68 perkampungan dengan kehidupan mengandalkan dari pertanian ladang. 

"Kami hingga kini tetap sektor ekonomi dari pertanian ladang, sedangkan usaha sampingan kerajinan tangan, seperti tenun, tas koja dan souvenir," katanya.

Pewarta: Mansyur Suryana

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021