Lebak, (AntaraBanten) - Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Lebak Eti Suhaeti mengatakan angka kematian ibu di Lebak cukup tinggi sehingga perlu ada peningkatan program kesehatan masyarakat.

"Kita mencatat kematian ibu di Lebak tahun 2012 lebih dari 40 orang dan masih kategori hitam. Artinya, masih tinggi," kata Eti Suhaeti saat acara Pemasangan Akseptor KB di Rangkasbitung.

Ia mengatakan, pihaknya terus meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil sehingga dapat menekan angka kematian ibu (AKI).

Selama ini, jumlah AKI di Lebak relatif tinggi, termasuk angka kematian bayi (AKB) kategori merah.

Tingginya kasus kematian ibu antara lain terjadi pendarahan hebat, keracunan kehamilan, dan infeksi dan keterlambatan mendapatkan medis.

Selain itu juga minimnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan keengganan masyarakat untuk datang ke puskesmas atau posyandu.

"Kami minta ibu hamil mau memeriksakan kesehatannya ke tenaga medis, seperti rumah sakit, puskesmas dan klinik persalinan guna menekan AKI itu," katanya.

Ia menyebutkan, pihaknya terus meminimalisasi AKI melalui beberapa program yang telah dicanangkan.

Sebab, penanganan kematian ibu harus melibatkan semua komponen masyarakat dan tenaga medis.

Disamping itu juga membuka pelayanan kesehatan ibu hamil secara terpadu.

Pemerintah daerah menggalakkan program posyandu di seluruh desa dan kampung sehingga pengetahuan dan pendidikan tentang kesehatan yang bisa diserap oleh ibu-ibu.

Selain itu, akan diberikan penyuluhan tentang keselamatan, persiapan dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan proses kelahiran dan bayi baru lahir.

"Kami bekerja keras untuk melakukan pembinaan pada kader posyandu sebagai ujung tombak agar para ibu hamil mau diperiksa kesehatannya," katanya.

Menurut dia, keberadaan tenaga bidan di Lebak mencukupi, namun penyebarannya tidak merata sehingga pelayanan persalinan belum maksimal.

Karena itu, pihaknya berharap pemerintah daerah dapat melakukan penyebaran tenaga bidan hingga desa-desa terpencil.

"Saya kira jumlah AKI juga disebabkan terbatasnya tenaga bidan, sehingga masih banyak ditemukan persalinan ditangani dukun beranak," katanya.***

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013