Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menjamin ketersediaan logistik untuk menghadapi fenomena La Nina yang ditandai peningkatan curah hujan disertai angin kencang dan petir.
 
"Biasanya, bencana La Nina itu banjir dan tanah longsor, " kata Kepala Pelaksana BPBD Lebak Febby Rizky Pratama di Lebak, Minggu.

Baca juga: Omzet pedagang makanan tradisional di Rangkasbitung, Lebak merangkak naik
 
BPBD Kabupaten Lebak hingga kini menjamin persediaan logistik untuk menghadapi fenomena La Nina dengan ditandai curah hujan meningkat.
 
Konsekuensinya, bila curah hujan tinggi mencapai 70 persen hingga 100 persen dipastikan berpotensi menimbulkan banjir dan tanah longsor.
 
Selama ini, wilayah Kabupaten Lebak merupakan daerah langganan bencana alam. 
 
Oleh karena itu , BPBD Lebak mempersiapkan stok logistik untuk menyalurkan bantuan bagi masyarakat yang menjadi korban bencana alam tersebut.
 
Penyaluran bantuan logistik untuk mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan kerawanan pangan maupun serangan penyakit menular.
 
"Saat ini logistik yang ada di gudang terdapat 50 ton beras, lauk pauk, mie, minuman kemasan dan peralatan dapur, tikar, tenda untuk mendirikan dapur umum dan obat-obatan, " katanya menjelaskan.
 
Menurut dia, pihaknya juga mendapatkan bantuan dari cadangan beras pemerintah daerah sebanyak 115 ton melalui Dinas Ketahanan Pangan.
 
Selain itu juga bantuan pangan dari cadangan beras pemerintah melalui Dinas Sosial setempat.
 
Persediaan logistik itu relatif aman dan mencukupi hingga enam bulan ke depan.
 
"Kami tidak ada masalah soal ketersediaan logistik itu," kata Febby.
 
Ia mengatakan wilayah Kabupaten Lebak dipetakan rawan bencana banjir dan longsor karena topografi alamnya pegunungan, perbukitan dan daerah aliran sungai (DAS).
 
Pemetaan bencana alam tersebut berdasarkan pengalaman lokasi-lokasi langganan banjir dan longsor di daerah itu.
 
BPBD Lebak memetakan sebanyak 14 kecamatan masuk kategori rawan banjir dan 16 kecamatan rawan longsor.
 
Kebanyakan daerah rawan longsor di wilayah kaki Gunung Halimun Salak, di antaranya Kecamatan Lebak Gedong, Sobang, Cibeber, Cilograng, Bayah, Muncang, Panggarangan, Cigemblong, Sobang, Cipanas, Bojongmanik, Cirinten, Cihara dan Muncang.
 
Begitu juga daerah rawan banjir di wilayah aliran sungai, di antaranya Kecamatan Cimarga, Leuwidamar, Rangkasbitung, Warunggunung, Cileles, Cikulur, Gunungkencana, Banjarsari, Sajira, Maja, Wanasalam dan Curugbitung.
 
Pemetaan itu, kata dia, untuk mengantisipasi dan meminimalisasi kerusakan material maupun infrastruktur.
 
"Kami berharap melalui pemetaan ini tidak mengakibatkan kerusakan material dan infrastruktur cukup besar hingga menyebabkan korban jiwa," katanya menjelaskan.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021