Jakarta (Antara News) - Pelaksana Harian Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan M Nasir mengatakan bahwa masyarakat perlu meningkatkan gaya hidup sehat melalui perbaikan pola konsumsi makan.

"Kita harus memerhatikan apakah makanan yang dikonsumsi memiliki gizi yang seimbang dan berkualitas atau tidak?" kata Nasir di Jakarta, Selasa,

Dikatakan bahwa pola konsumsi makanan berimbang juga menjadi perhatian pemerintah dengan menuangkan ke dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan.

Menurut Nasir, kecenderungan masyarakat Indonesia mulai mengarah kepada gaya hidup tidak sehat. Hal itu dapat dilihat dari data konsumsi lemak mencapai 116 persen berbanding terbalik dengan konsumsi kacang-kacangan, sayuran, dan buah yang masih rendah.

Sedangkan di sisi lain aktivitas fisik masih rendah hanya mencapai 84,9 persen, jelas Nasir.

Akibatnya terjadi berbagai kasus kegemukan atau obesitas dan munculnya penyakit degeneratif pada usia produktif seperti hipertensi, jantung, diabetes dan sebagainya, paparnya.

Lebih jauh, anggota bidang Kemitraan Dewan Pengurus Pusat Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Marudut Sitompul mengatakan kelebihan gizi juga dapat mengganggu kesehatan bahkan mengakibatkan kematian.

Marudut mengatakan, kemampuan metabolisme seseorang berbeda-beda sehingga perlu mengukur diri sendiri terhadap konsumsi makanan.

Dijelaskan bahwa kelebihan makanan dapat mengganggu proses metabolisme yang seharusnya bisa diubah menjadi energi.

"Kondisi demikian pada akhirnya menimbulkan berbagai penyakit seperti hipertensi, diabetes, bahkan dapat menimbulkan radikal bebas yang mengganggu pertumbuhan sel," jelas Marudut.

Tekanan atau stres dalam pekerjaan juga dapat menjadi pemicu gangguan metabolisma di dalam tubuh sehingga muncul berbagai penyakit tersebut, katanya.

Obesitas, ujarnya, saat ini menjadi persoalan masyarakat perkotaan sebagai akibat pola makan salah dan kurangnya aktivitas. Karena itu perlu disiplin dari diri sendiri untuk menjaga konsumsi makanan dan minuman.

Sedangkan ahli kesehatan Lia Listiawaty mengatakan, bagi masyarakat yang telanjur mengalami obesitas sebenarnya dapat diturunkan sampai ke berat ideal dengan aman.

Lia mengatakan, bagi penderita obesitas untuk mendapatkan bobot ideal adalah dengan mengonsumi nutrisi yang cukup. Kalau kekurangan nutrisi akibat diet yang tidak mengikuti aturan maka energi untuk beraktivitas akan diambil dari organ tubuh.

Dijelaskan bahwa kegemukan atau obesitas berawal dari makanan yang dikonsumsi setiap hari dari pagi sampai malam.

"Kita harus dapat mengukur kalori yang dikeluarkan dalam beraktivitas dengan kandungan makanan dan minuman yang dikonsumsi. Kalau kelebihan atau kekurangan akan berdampak buruk bagi tubuh," ujar dia.

General Manager PT Herbalife Indonesia Andam Dewi mengatakan, sebagai perusahaan nutrisi internasional perusahaan memberikan solusi bagi masyarakat yang ingin mendapatkan tubuh yang ideal dan sehat.

Herbalife, katanya, merupakan nutrisi yang dibutuhkan sel-sel di dalam tubuh sehingga bobot ideal dapat dicapai dengan aman.

"Secara fisik kita dapat melihat wajah seseorang, apakah tengah menjalankan diet yang benar dan sehat atau tidak. Kalau terlihat tua dan tirus berarti ada yang salah," ujar dia.

Andam mengatakan, Herbalife memiliki produk F1 untuk menjamin ketersediaan nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh, kemudian teh Guarana guna menjaga kesegaran dan sari lidah buaya membersihkan usus.

"Kalau usus kita bersih maka penyerapan nutrisi ke dalam darah untuk memberi makan sel tubuh juga berjalan lancar dan metabolisma terjaga," ujar dia.
 

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013