Jakarta (Antara News) - PT Bakrieland Development Tbk akan fokus kepada pengembangan bisnis properti dengan melepas (divestasi) aset-aset yang dinilai tidak memberikan hasil kepada perusahaan.
"Kita akan melepas aset-aset yang pengembalian investasinya rendah dan imbal hasilnya lambat (low return slow yield), serta akan berkonsentrasi pada penyelesaian proyek properti yang saat ini dalam tahap konstruksi," kata Presiden Direktur Ambono Janurianto di Jakarta, Senin.
Ambono mengatakan, proses divestasi aset yang memiliki kontribusi rendah bagi perusahaan telah dilaksanakan sejak tahun 2012 diantaranya melepas seluruh kepemilikan perusahaan di jalan tol, Bakrieland sendiri memiliki konsesi hampir 40 persen dari total jalan tol Trans Jawa.
Ambono mengatakan, investasi di jalan tol menelan biaya Rp3 triliun terdiri dari Rp2 triliun utang dan sisanya Rp1 triliun modal, tetapi pengembaliannya (return on investment) rendah sehingga dianggap tidak menarik sebagai investasi.
Perusahaan, kata Ambono, juga akan melalukan perbaikan dalam pengelolaan seluruh utang perusahaan sejak tahun 2012 akibat dari kerugian investasi di jalan tol sehingga diharapkan pada tahun 2013 menjadi sehat.
Aset perusahaan yang telah didivestasi pada tahun 2012 diantaranya PT Bakrie Toll Road dan PT Lido Nirwana Parahyangan
Ambono menjelaskan, utang perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang kepada perbankan dan lembaga keuangan direstrukturisasi dari posisi Rp3,3 triliun tahun 2011 menjadi Rp1,8 triliun tahun 2012.
Hasil divestasi jalan tol, kata Ambono, membuahkan hasil positif dapat dilihat dari "interest bearing debt to EBITDA" yang membaik dari sebelumnya 10,2 pada tahun 2011 menjadi 3,9 tahun 2012, sedangkan tahun 2013 diharapkan bisa 3.
Ambono menjelaskan angka ini menunjukan status kemampuan membayar utang perusahaan menjadi lebih baik, sehingga status utang yang semula tidak aman (unsecure) menjadi aman (secure).
Perusahaan, kata Ambono, saat ini juga lebih memfokuskan kepada investasi penyediaan hunian (residential) baik apartemen maupun rumah dengan sasaran pada pasar menengah di lahan milik perusahaan.
Penjualan tahun 2012 naik 53 persen mencapai Rp2,95 triliun, didorong dari pengembangan proyek di perkotaan (city property) yang memberi kontribusi 69,8 persen dari total penjualan, sedangkan dari rumah (landed residential) menyumbang 17,7 persen, jelas Ambono.
Sedangkan di sektor hotel dan resort memberi kontribusi 12,6 persen seiring dengan meningkatnya hunian proyek hotel di Bali (Pullman dan Pan Pacific Nirwana Bali) mencapai 73 persen.
Ke depan, kata Ambono, perusahaan selain menyelesaian proyek yang kini sedang berjalan di Rasuna Epicentrum Kuningan serta beberapa proyek baru di Bogor, Sentul, dan Sidoarjo.
Perusahaan juga akan berusaha meningkatkan pendapatan berkelanjutan (recurring income) melalui pengembangan taman wisata di Sentul.
Dalam penjelasan tersebut Ambono didampingi direkturnya yakni Agus J. Alwie dan Marc Dressler.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013