Kepala Bidang Humas Polda Nusa Tenggara Timur Kombes Pol Rishian Krisna B mengatakan dua anggota Polri dan seorang remaja menjadi korban dalam bentrok antarwarga yang terjadi di Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur.

"Ada tiga orang yang menjadi korban dalam konflik itu, dua orang anggota Polri yang sedang bertugas dan seorang remaja," katanya kepada wartawan di Kupang, Kamis.

Baca juga: Kapolda Sumsel perintahkan kejar pemodal tambang ilegal

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan perkembangan terakhir kasus konflik antarwarga di Desa Narasausina dengan warga di lingkungan Wotan di Kelurahan Waiwerang.

Mantan Kapolres Timor Tengah Utara (TTU) itu mengatakan bahwa seorang anggota Polri yang bertugas di Polsek Adonara Timur mengalami luka panah di paha bagian kanan dan seorang lagi mengalami luka akibat terkena lemparan batu.

Sementara seorang remaja yang menjadi korban mengalami luka di bahu kiri akibat terkena panah.

"Saat ini para korban sedang ditanggani oleh petugas medis," tambah dia.

Krisna mengatakan bahwa kejadian tersebut bermula akibat adanya perselisihan antar pribadi tetapi kemudian dibawa ke kelompok dari masing-masing orang yang berselisih itu sehingga menjadi meluas.

Dari kejadian tersebut, katanya, situasi di lokasi kejadian sudah berangsur aman dan dapat dikendalikan, dan patroli dari anggota terus dilakukan untuk mencegah kembali terjadinya bentrokan.

"Terkait yang memicu terjadinya bentrokan itu saat ini masih dalam penyelidikan," tambah dia.

Dalam kasus ini, Kepolisian Resor (Polres) Flores Timur (Flotim) mengerahkan 30 personel untuk membantu penanganan konflik antarwarga yang kembali pecah di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis siang.

"Kami telah menerjunkan 30 personel yang bergabung dengan personel Polsek Adonara Barat dan Adonara Timur untuk mengamankan situasi di lapangan," kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Flores Timur Komisaris Polisi Jance Seran.
 

Pewarta: Kornelis Kaha

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021