Lebak (ANTARABanten) - Produk aneka kerajinan masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, ditampilkan pada penyelenggaraan "Jakarta Fair" 14 Juni sampai dengan 15 Juli 2012.
"Kita setiap pameran 'Jakarta Fair' selalu ikut menampilkan kerajinan masyarakat Suku Baduy untuk mencintai produk dalam negeri," kata Kepala Bagian Produksi Daerah dan Ketahanan Pangan Sekretariat Pemerintah Kabupaten Lebak, Mira Indayani di Rangkasbitung, Kamis.
Ia mengatakan, produk kerajinan masyarakat Baduy memiliki daya tarik sendiri, karena bahan-bahan bakunya alami yang ada di sekitar kawasan hutan ulayat adat.
Bahkan, kata dia, pengunjung produk Baduy dijadikan sebagai kenang-kenangan dan cindera mata.
"Pengalaman tahun-tahun lalu stand pameran kita setiap hari dipadati pengunjung dengan membeli produk-produk Baduy itu," katanya.
Mira menyebutkan, sebagian besar produk kerajinan Baduy yang dicintai pengunjung antara lain selendang, kain tenun, ikat kepala, golok dan tas koja, aneka pernak-pernik yang terbuat dari pepohonan.
Keunggulan produk khas Baduy, kata dia, selain alami dari bahan pepohanan juga memiliki nilai seni cukup tinggi.
Karena itu, banyak pengunjung datang ke sini membeli produk khas Baduy untuk kenang-kenangan maupun cindera mata.
Selain itu, produk kerajinan Baduy dinilai relatif murah dengan harga mulai Rp25.000,- sampai Rp400.000,-.
"Saya kira produk Baduy memiliki kelebihan dibandingkan produk pabrikan," katanya.
Menurut dia, pemerintah daerah saat ini terus memberikan pembinaan maupun dorongan usaha bagi perajin masyarakat Baduy.
Pembinaan tersebut melalui pelatihan keterampilan, magang ke luar daerah, pelatihan manajemen.
Saat ini, kata dia, para perajin masyarakat Baduy kini mulai tumbuh, selain tenun, tas koja, pakaian batik juga mereka sudah mampu membuat minuman jahe.
Minuman tersebut bahan bakunya sangat mudah didapati di daerah Baduy.
"Minuman labeur itu bisa menyehatkan badan tanpa menggunakan pengawet karena bahannya dari jahe dan gula aren," katanya.
Jali (55), seorang perajin Baduy mengaku tahun-tahun lalu omset penjualan pada penyelenggaraan Jakarta Fair mencapai 90 persen.
Perajin Baduy merasa terbantu dengan adanya pameran tersebut.
Biasanya, kata dia, sebagian besar pengunjung mereka tertarik dengan kain tenun, ikat kepala, pakaian batik, tas koja, dan pernak-pernik itu.
"Saya kira masyarakat sekarang ini juga masih mencintai produk-produk daerah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2012