Cinangka (ANTARABanten) - Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda,  mengeluarkan enam kali tremor letusan yang dibarengi dengan material bersuhu panas.


"Data seismograf di Pos Pemantau GAK di Cinangka, mencatat enam kali terjadi tremor letusan," kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton Tripambudi, Senin.

Sebelumnya, kata Anton, GAK yang ditetapkan berstatus Siaga sejak tanggal 30 September 2011 ini, pertama mengeluarkan tremor letusan dua hari lalu, dan jumlahnya lebih banyak.

"Ini untuk kali kedua GAK mengeluarkan tremor letusan, yang pertama pada hari Sabtu kemarin sebanyak 17 kali, dan pada hari Minggu, 16 Oktober 2011 hanya enam kali saja," katanya menambahkan.

Sementara itu warga Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Kusandi mengaku tidak merasakan atau mendengar ada letusan yang terjadi akibat aktifitas GAK.

"Mungkin suara letusan itu terjadi pada malam atau dini hari, sehingga saya tidak merasakan," kata Kusnadi menjelaskan.

Namun diungkapkan oleh dia, kegempaan GAK yang dirasakan oleh hampir seluruh warga Anyer, yang terjadi pada  tahun 2010 lalu. "Kalau tahun 2010 kemarin memang, saya sangat merasakan ada getaran dan guncangan akibat kegempaan yang terjadi pada GAK," katanya.

Bahkan kata Kusnadi,  getaran dan guncangan yang terjadi menggetarkan kaca jendela rumahnya. "Kalau tahun lalu, kaca jendela rumah saya sampai bergetar, dan getaran paling dahsyat di rumah-rumah yang ada disepanjang pesisir pantai," katanya.

Tak hanya itu saja, suara letusan yang keluar dari perut GAK sering didengarnya. "Pada saat status GAK level III tahun 2010, suara letusan GAK sangat jelas terdengar. Dan kalau sekarang saya tidak mendengar sama sekali," katanya. 

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011