Sebanyak 16 orang pencari suaka yang tinggal di Hotel Badra Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, tertular COVID-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Gama AF Isnaeni di Bintan, Rabu, mengatakan dua dari 16 orang pencari suaka tersebut baru diketahui tertular COVID-19, Rabu pagi.
Baca juga: Pasien COVID-19 diisolasi di Babel bertambah jadi 1.559 orang
"Mulanya, pekan lalu, satu orang yang tertular COVID-19, kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap 28 orang pencari suaka yang kontak dengan orang tersebut. Hasilnya, 13 orang dinyatakan positif COVID-19. Kemudian hari ini, bertambah dua orang lagi," ujarnya.
Gama mengatakan mulai Rabu ini seluruh pencari suaka tidak dibenarkan keluar dari Hotel Badra. Pasien yang tertular COVID-19 diisolasi, dan diharapkan pengungsi lainnya tidak kontak dengan pasien tersebut.
"Akan dilalukan penelusuran secara mendalam. Paling tidak, kami gunakan tes usap antigen untuk mendapatkan hasil yang cepat," ucapnya.
Sebelumnya, pencari suaka dibenarkan untuk keluar Hotel Badra karena mereka harus memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun waktu aktivitas mereka di luar Hotel Badra dibatasi.
"Ini agak sulit untuk ditelusuri karena pasien yang positif COVID-19 pun sempat keluar hotel untuk mencari makan," ujarnya.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (International Organization For Migrantion) membutuhkan surat dari Satgas Penanganan COVID-19 Kepri untuk menjadi dasar dalam mengambil kebijakan agar dipersiapkan makanan dari dalam hotel.
"Kami sudah menyampaikan kepada pihak provinsi untuk segera melayangkan surat tersebut," tuturnya.
Seorang pencari suaka, Al Zobier, yang mampu menggunakan Bahasa Indonesia, mengatakan seluruh pencari suaka yang tertular COVID-19 dalam kondisi baik.
"Mereka tanpa gejala. Kami juga heran kenapa ada COVID-19 di dalam tubuhnya," ucapnya.
Al Zobier berharap makanan dapat disediakan untuk memenuhi kebutuhan pencari suaka, yang tidak dapat keluar Hotel Badra.
"Kami berharap, teman-teman kami yang tertular COVID-19 dapat dikarantina di tempat khusus untuk mencegah penularan COVID-19," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan Gama AF Isnaeni di Bintan, Rabu, mengatakan dua dari 16 orang pencari suaka tersebut baru diketahui tertular COVID-19, Rabu pagi.
Baca juga: Pasien COVID-19 diisolasi di Babel bertambah jadi 1.559 orang
"Mulanya, pekan lalu, satu orang yang tertular COVID-19, kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap 28 orang pencari suaka yang kontak dengan orang tersebut. Hasilnya, 13 orang dinyatakan positif COVID-19. Kemudian hari ini, bertambah dua orang lagi," ujarnya.
Gama mengatakan mulai Rabu ini seluruh pencari suaka tidak dibenarkan keluar dari Hotel Badra. Pasien yang tertular COVID-19 diisolasi, dan diharapkan pengungsi lainnya tidak kontak dengan pasien tersebut.
"Akan dilalukan penelusuran secara mendalam. Paling tidak, kami gunakan tes usap antigen untuk mendapatkan hasil yang cepat," ucapnya.
Sebelumnya, pencari suaka dibenarkan untuk keluar Hotel Badra karena mereka harus memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun waktu aktivitas mereka di luar Hotel Badra dibatasi.
"Ini agak sulit untuk ditelusuri karena pasien yang positif COVID-19 pun sempat keluar hotel untuk mencari makan," ujarnya.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (International Organization For Migrantion) membutuhkan surat dari Satgas Penanganan COVID-19 Kepri untuk menjadi dasar dalam mengambil kebijakan agar dipersiapkan makanan dari dalam hotel.
"Kami sudah menyampaikan kepada pihak provinsi untuk segera melayangkan surat tersebut," tuturnya.
Seorang pencari suaka, Al Zobier, yang mampu menggunakan Bahasa Indonesia, mengatakan seluruh pencari suaka yang tertular COVID-19 dalam kondisi baik.
"Mereka tanpa gejala. Kami juga heran kenapa ada COVID-19 di dalam tubuhnya," ucapnya.
Al Zobier berharap makanan dapat disediakan untuk memenuhi kebutuhan pencari suaka, yang tidak dapat keluar Hotel Badra.
"Kami berharap, teman-teman kami yang tertular COVID-19 dapat dikarantina di tempat khusus untuk mencegah penularan COVID-19," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021