Merak (ANTARABanten) - Ledakan yang terjadi pada Belt Conveyor Supply milik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya, Kota Cilegon, Provinsi Banten pada Rabu (21/9) malam  tidak berdampak kepada pasokan listrik Jawa-Bali.


"Ledakan di Belt Conveyor Supply yang mengenai dua karyawan kami sampai luka bakar serius, tidak berdampak pada pasokan listrik yang selama ini kami kirim," kata Manager Proyek PLTU Suralaya Unit Delapan Wedi B. Sudirman, di Merak, Kamis.

Dia menjelaskan, ledakan pada Belt Conveyor Supply tidak berdampak pada pasokan listrik tersebut dikarenakan Belt Conveyor Supply batu bara unit delapan tersebut masih belum beroperasi.

"Tidak ada pengaruhnya, karena di unit delapan delapan belum beroperasi, yang kami lakukan pengoperasian semalam adalah hanya percobaan yang menggunakan batu bara kalori rendah yang mudah hancur. Dan kami menduga ledakan itu disebabkan karena debu batu bara yang ada di suatu ruang tertutup, karena tidak ada udara terbuka, dan akhirnya meledak," katanya.

Ia menjelaskan, untuk dua korban yang merupakan karyawan PLTU Suralaya, yakni Sefi dan Anton Hidayat, warga Lebak Gede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, perusahaan menjamin seluruh biaya perawatan di Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM).

"Tadi pagi, kedua karyawan kami yang mengalami luka bakar masuk ruangan operasi, agar kondisinya lebih baik lagi," katanya.

Pada kesempatan terpisah, seorang dokter jaga di RSKM, Cilegon, dr Rasya Fitri, mengatakan, dua pasien luka bakar dioperasi karena kondisinya tidak membaik.

"Sejak pagi pukul 10.00 WIB, kami lakukan perawatan lebih intensif lagi," katanya. 

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011