Tangerang, (ANTARABanten) - Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Banten, berusaha mengatasi endemis demam berdarah (DB) di tujuh kecamatan dengan meningkatkan pengawasan terhadap resapan air.
"Banyaknya resapan air yang tidak terawat, menjadi pusat berkembang biaknya jentik nyamuk," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Kota Tagerang Selatan, Tri Utami Pertiwi di Tangerang, Senin.
Diungkapkan Tri Utami, bila tujuh kecamatan di Kota Tangerang Selatan saat ini dalam kondisi endemis demam berdarah.
Selain masih minimnya perawatan di daerah resapan air, juga dipengaruhi kondisi geografis. Kemudian, warga pun kurang perhatian terhadap bahaya penyakit DBD.
"Kami sudah aktifkan ribuan kader untuk membantu mengatasi endemis demam berdarah di Kota Tangerang Selatan," katanya.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 550 Juta dari APBD tahun 2011 dan APBD Perubahan untuk insentif para kader setiap bulannya sebesar Rp 50 ribu untuk pencegahan Demam Berdarah.
Dana itu digunakan untuk memberdayakan ribuan kader. Sebab, peran kader Jumantik dalam pencegahan DBD sangat besar.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, telah memberdayakan sebanyak 4.917 kader Juru Pemantau Jentik di 710 Posyandu dan 93 Pospindu untuk mengantisipasi wabah demam berdarah.
Setiap kadernya, bertugas mengawasi 20 rumah dalam mengantisipasi demam berdarah.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, penderita DBD hingga minggu ke 29, terdapat 437 kasus. Sedangkan korban meninggal belum ada.
Jumlah tersebut, mengalami pengurangan dibandingkan tahun lalu. Untuk tahun 2010, penderita DBD mencapai 850 kasus
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011
"Banyaknya resapan air yang tidak terawat, menjadi pusat berkembang biaknya jentik nyamuk," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Kota Tagerang Selatan, Tri Utami Pertiwi di Tangerang, Senin.
Diungkapkan Tri Utami, bila tujuh kecamatan di Kota Tangerang Selatan saat ini dalam kondisi endemis demam berdarah.
Selain masih minimnya perawatan di daerah resapan air, juga dipengaruhi kondisi geografis. Kemudian, warga pun kurang perhatian terhadap bahaya penyakit DBD.
"Kami sudah aktifkan ribuan kader untuk membantu mengatasi endemis demam berdarah di Kota Tangerang Selatan," katanya.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 550 Juta dari APBD tahun 2011 dan APBD Perubahan untuk insentif para kader setiap bulannya sebesar Rp 50 ribu untuk pencegahan Demam Berdarah.
Dana itu digunakan untuk memberdayakan ribuan kader. Sebab, peran kader Jumantik dalam pencegahan DBD sangat besar.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, telah memberdayakan sebanyak 4.917 kader Juru Pemantau Jentik di 710 Posyandu dan 93 Pospindu untuk mengantisipasi wabah demam berdarah.
Setiap kadernya, bertugas mengawasi 20 rumah dalam mengantisipasi demam berdarah.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, penderita DBD hingga minggu ke 29, terdapat 437 kasus. Sedangkan korban meninggal belum ada.
Jumlah tersebut, mengalami pengurangan dibandingkan tahun lalu. Untuk tahun 2010, penderita DBD mencapai 850 kasus
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011