Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Banten mengimbau warga setempat untuk mengurangi kegiatan buka bersama puasa karena menjadi salah satu faktor penyebab kenaikan kasus COVID-19.

“Hari ini kita buka bersama, memang tidak langsung positif hari itu juga. Tapi empat hari dan paling lama 14 hari kemudian, masa inkubasi terjadi. Hal terburuk virus yang kita bawa, kita tularkan ke orang tua kita atau lansia di rumah kita, mereka punya komorbit. Angka kematian tertinggi adalah lansia,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Liza Puspadewi dalam keterangannya di Tangerang, Rabu.

Baca juga: Dinkes imbau perkantoran lakukan WFH 50 persen antisipasi klaster baru COVID-19
Baca juga: YMSML - Dinkes gelar vaksin bagi takmir masjid Tangsel

Ia mengingatkan masyarakat untuk tidak nekat buka bersama di tengah pandemi. Masyarakat harus berhati-hati dengan budaya Indonesia yang satu ini.

Menurut dia, bersosialisasi dan makan di luar rumah jauh lebih berbahaya daripada aktivitas lain, seperti menggunakan transportasi umum atau berbelanja.

"Hal ini bisa dilihat saat jumlah kerumunan melonjak pada musim liburan, di situlah jumlah kasus positif COVID-19 meningkat. Selama corona, ada tujuh momen libur bersama dan selalu terjadi peningkatan kasus. Terbaru peningkatan kasus pada momen libur Paskah,” kata dia.

Liza mengajak seluruh masyarakat Kota Tangerang untuk sama-sama menjaga dan ikut mengendalikan kasus COVID-19 di kota itu. “Jangan ambil risiko tinggi untuk keluarga kita, terlebih di momen Ramadhan dan libur Idul Fitri. Menahan diri dari ini semua memang sulit, tapi protokol kesehatan sudah tidak bisa ditawar lagi,” katanya.

Sebagai informasi, pemerintah melalui Kememdagri mengeluarkan Surat Edaran Nomor : 800/2784/SJ tentang Pelarangan Kegiatan Buka Bersama pada bulan Ramadhan dan Kegiatan Open House atau Halal BiHalal pada Hari Raya Idul Fitri 1442 H/2021.
 

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021